BAB 7 : Tsundere

183 67 41
                                    

~Happy Reading guyss~

Maaf kalau byk typo. Mohon koreksinya hehe,



"Terkadang kita selalu bertanya pada diri sendiri setelah penyesalan datang. Kenapa bisa melakukan hal yang tak seharusnya dilakukan."



***


Pemuda itu berjalan dengan tergesah di koridor rumah sakit pukul 01.15 dini hari. Ia memasuki lift menekan angka 5 kemudian lift mulai naik sesuai angka yang telah ia tekan. Ekspresi yang ia tampilkan tetap datar. Saat lift terbuka pemuda itu berjalan menuju ruangan yang ia kunjungin sore tadi.

Disinilah ia berdiri sekarang di dapan ruangan inap Citra. Gadis bar-bar yang pingsan di kafetaria sore tadi.

Pemuda itu memejamkan matanya, manarik napas lewat hidung kemudian menghembuskannya melalui mulut.

"Ayo Medi rileks" guman pemuda itu.

Tangannya memegang gagang pintu kemudian ia membukanya secara perlahan agar gadis yang sedang tidur terlelap itu tak terbangun dari tidurnya.

Saat pintu telah di tutup dari dalam sepenuhnya Medi menolehkan kepalanya kekanan betapa terkejutnya ia melihat Orion yang tertidur di sofa.

Jadi sedari tadi gadis ini di temanin Orion?

Kalau begitu buat apa ia datang sekarang?

"Cihh. Harusnya lo nggak perlu kesini Medi," batin pemuda itu. Kemudian ia langsung  memutar badannya memegang gagang pintu dan ingin pulang saja.

"Medi?"

Pemuda itu menghentikan pergerakkannya. Ia menoleh kesumber suara yang memanggil namanya.

Ahh.. Orion telah terbangun.

Sial.

Medi memasang wajah datarnya seperti biasa, ia tak boleh terlihat gugup.

"ngapain malam-malam kesini?" tanya Orion yang sudah duduk bersandar di sofa sambil mengacak rambut berantakannya setelah terbangun dari tidurnya.

"engg.. gue.. " Medi  berdehem, ia mencari alasan yang tepat agar Orion tak curiga. " kata Raisya, Citra sendiri di rumah sakit, jadi, Raisya maksa gue kesini, " jawab Medi ngawur untuk menyakinkan Orion. Medi tak mau terlihat seolah-olah ia kesini karna keingingan pemuda itu sendiri.

"tapi pas gue nyampe sini udah ada lo,  jadi gue balik aja kalau gitu," ucap Medi ingin segera pergi dari ruangan ini.

Tapi sebelum Medi membuka pintu Orion berdiri terlebih dahulu membuat Medi mengurungkan niatnya membuka pintu.

Orion berjalan menghampiri Medi, "Mendingan lo aja yang jagain, gue balik, pasti dia senang kalau lo yang disini," kata Orion memegang pundak Medi sambil tersenyum.

"jangan ditinggal, kasian, dia sendiri, dia tadi habis nangis juga," ucap Orion kemudian langsung membuka pintu dan keluar dari ruangan itu menyisakan Medi terdiam dengan beribu pertanyaan.

Nangis?

Kenapa?

Setelah kepergian Orion, Medi berjalan menghampiri Citra yang tertidur lelap diatas brangkarnya. Ia menarik kursi kemudian ia duduk di samping brangkar Citra.

Medi mengamati setiap detail wajah gadis yang terlelap dihadapannya ini. Matanya terlihat bengkak. Hidung mancungnya terlihat memerah bahkan Rambutnya pun terlihat sedikit berantakan terlihat jelas kalau gadis ini baru habis menangis. Pipinya pun sedikit ada bentol-bentol kemerahan akibat alergi keju yang tak sengaja gadis itu makan.

CITRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang