BAB 1 : Medi Keano Archandra

392 103 120
                                    

"Hal paling indah yang pernah aku alami setelah lahir ke dunia ini adalah jatuh cinta padamu. Iya, KAMU"

RAISYA : gue di kantin fakultas kesini aja

Citra menghembuskan nafas dengan bibir mengerucut setelah membaca whatsapp dari sahabatnya ia lantas langsung berjalan menuju parkiran mobil. Menjalankan mobilnya menuju fakultas sahabatnya, FISIP.

Sesampainya di kantin Fisip, Citra memandang seluruh isi ruangan kantin yang terlihat ramai. Matanya menyipit mencari dengan teliti dimana sahabatnya berada. Setelah matanya melihat orang yang ia cari lantas Citra langsung berjalan menghampiri meja yang berada di pojok.

Kaki jenjangnya melangkah dengan santai, tanpa peduli dengan beberapa tatapan orang terhadapnya. Mungkin mereka bingung, belum pernah melihat gadis berambut sebahu ini keluyuran di kampus ini. Karna sebenarnya ia memang belum pernah ke Fakultas Raisya karna Raisya yang lebih sering mengunjungi Fakultasnya, Ekonomi.

"Sya," panggil Citra saat ia berdiri di samping meja yang Raisya duduki bersama teman-temannya.

Raisya yang awalnya asik berceloteh bersama teman cowonya itu langsung menoleh kaget, termasuk para ketiga lelaki yang sedang duduk di tempat yang sama dengan Raisya.

"lahh cepat amat" ucap Raisya memandang sahabatnya itu, "duduk dulu sini, " ucapnya lagi dan langsung menepuk kursi di samping Raisya menyuruh Citra duduk disampingnya.  Yang secara otomatis membuat Pacar Raisya, si Abyan menggeser duduknya mepet ke tembok.

Citra langsung duduk di samping Raisya dan memandang dua laki-laki yang ada di hadapannya Arka, dan Medi.

"tumben lo, Cit, kesini?" tanya Abyan pada gadis itu.

"terpaksa," ucapnya melirik Raisya kesal yang langsung membuat Raisya tersenyum memandang Citra yang masih kesal.

"lah, nggak ada pisang datangin monyet, yang butuh siapa? " tanya gadis mungil itu pada sahabatnya. Citra hanya mendecak mendengar ucapan sahabatnya itu.

" Cihh, gaya, sok-sok an terpaksa bilang aja sekalian cuci mata, " celetuk Arka yang memang sudah mengenal Citra lama walau entah sejak kapan mereka berkenalan. Arkanya saja yang emang suka sok akrab padanya.

"Berisik lo, sok asik banget" jawab Citra ketus memandang Arka dengan tatapan kesal. Arka mendengus langsung meminum cappuchino nya tanpa minat membalas ucapan cewe satu ini.

Kemudian Citra memandang cowo yang berada di hadapannya. Yang duduk di samping Arka, ia sedari tadi hanya diam saja sambil bermain hapenya tanpa peduli dengan kedatangannya. Ia emang tak pernah akrab dengan pemuda ini karna sikapnya yang cuek dan dingin membuat Citra tak pernah bertegur sapa padanya. Sikap Medi emang 360 derajat berbeda dengan Arka si cowo sok asik dan tingkah tengilnya itu.

Citra terus memandang Medi, entah kenapa matanya tak ingin berpaling dari wajah tampan pemuda ini. Ternyata jika di pandang secara langsung dan dekat Medi lebih terlihat tampan dan berwibawa. Wajahnya yang tak membosankan ketika di pandang dengan rahang tegas, hidung mancung, alis tebal, rambut hitam pekat sedikit bergelombang dan sorot matanya yang tajam membuat ia tak ingin menyia-nyiakan memandang makhluk ciptaan Tuhan yang paling indah ini. Ia masih fokus memandang wajah Medi yang masih asik berkutat pada hapenya.

"Yan, gue sama Citra mau jalan sekarang ya? Entar biar pulangnya gue diantar Citra aja," kata Raisya memberitahu pacarnya itu, Abyan.

CITRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang