~Happy Reading Guys~
Mohon maaf jika banyak typo, mohon koreksinya***
Part ini gak ada quotes guys otak aku lagi buntu wkk
***
Pagi ini tidur nyenyak Citra terganggu setelah Orion pagi-pagi sekali sudah berkunjung ke apartemennya. Citra ingin marah, tapi tidak bisa karna Orion selama ini selalu baik padanya. Akhirnya gadis cantik itu hanya bisa menghembuskan napasnya pasrah menerima Orion di apartemennya.
"ngapain sih lo pagi-pagi kesini," omel Citra pada Orion yang sibuk mengeluarkan isi dari kantong belanjaan yang ia bawa. Mereka sekarang duduk di sofa ruang tengah.
"mau berangkat kuliah bareng lo,"
"gue nggak kuliah,"
"kenapa?"
"males," jawab Citra memerhatikan isi kantong belanjaan yang di keluarkan oleh Orion.
"sini tangan lo," ucap Orion mengulurkan tangannya ke depan Citra.
Melihat itu Citra mengerutkan dahi bingung, "buat apa?" tanya gadis itu menembunyikan kedua tangannya ke belakang. Ia was-was takut Orion aneh-aneh padanya.
Orion mendecak kemudian langsung menarik tangan kanan Citra yang gadis itu sebunyikan di belakang tubuhnya. Citra sempat terkejut tapi ia memilih diam melihat apa yang ingin Orion lakukan pada tangannya itu. Orion memperhatikan perban yang ia berikan semalam pada Citra.
Kemudian Orion tiba-tiba membuka lilitan perban di tangan Citra membuat gadis itu menarik tangannya lagi merasa tak suka."kenapa di lepas?" tanya gadis itu membenarkan lilitan perban yang sudah terjuntai sedikit.
Orion mendecak lagi kemudian meraih tangan kanan Citra, "perbannya mau diganti entar infeksi, diam dulu napa, sih." omel pemuda itu pada Citra.
Citra langsung membungkam mulutnya sendiri bibirnya merapat tak berani menyahut perkataan Orion lagi. Ia merasa menciut tiba-tiba karena kena semprot oleh Orion.
Gadis itu memperhatikan Orion yang dengan telaten dan pelan membersihkan telapak tangan Citra yang terluka. Sesekali Citra meringis ketika obat merah itu mengenai luka di telapak tangannya. Orion pun meniup-niupkan tangan Citra yang luka setelah memberi obat merah seperti anak kecil dan berharap setelah di tiup luka itu tak perih lagi.
Citra yang melihat itu sempat tertegun dengan sikap pemuda di hadapannya ini. Mereka duduk di sofa saling hadap-hadapan dengan satu kaki kiri Orion terlipat di depan dan kaki kanannya terjuntai kebawah. Persis seperti yang Citra lakukan di depannya walaupun kaki kanan Citra yang terlipat di depan.
Setelah dirasa obat itu meresap Orion mengambil perban yang ia beli tadi kemudian dengan pelan melilitkan perban pada luka itu kembali. Setelah memberi perekat pada perban Citra agar tak terlepas Orion kemudian membereskan obat-obatan dan perban itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
CITRA
Teen Fiction[HIATUS] [beberapa kata mungkin ada yang typo atau sedikit rancu, akan di revisi jika sudah tamat] *** Citra tak mengira mencintainya akan menumbuhkan luka yang teramat dalam dihatinya. Jatuh cinta sepihak yang ia rasakan membuat perasaannya hancur...