BAB 4 - JOICE?

751 81 10
                                    

BAB 4

JOICE?

Calon Menantu

Saya doakan, semoga teman-teman yang like komen ini bisa naik haji, aamiin.

Brayn menggumam, Aamiin. Hampir di setiap video, ada saja yang meminta like dengan cara mendoakan. Nggak apa-apa sih. Setidaknya masih ada orang baik yang ingat ke kita. Apalagi Calon Menantu yang mendoakan. Biasanya, Doa Calon Menantu yang tersakiti Calon Mertua akan cepat dikabul.

Cowok itu menggulirkan mouse ke bawah. Membaca komentar lagi. Kalau senggang, dia memang senang membaca ocehan netizen. Setidaknya dia tahu perasaan para penontonnya saat video itu dibuat.

Ceue Cantiks

Aduh Kang Bra, itu muka apa perosotan sih. Glowing banget. Jadi pengen nyubit.

Tawa keras Brayn memenuhi ruangan. Kalau dihitung-hitung, mungkin ribuan orang yang nyaris memuji Brayn seperti itu. Bilang glowing, ganteng, cakep, lelaki idaman, calon suami, dan hal-hal lain. Sekalian dibisikin, bahkan banyak akun cowok yang berkomentar senada. Brayn kadang bergidik dengan antusias yang sebenarnya kelihatan aneh.

Manusia Bar-bar

Halah, sok-sok-an review film. Heh, lu udah bisa bikin film belum? Hargai dong, karya orang!

Komentar ngegas begitu yang bikin seru. Banyak orang yang menonton dengan akun youtube anonim. Kalau berkomentar, mulut mereka pedas banget. Sudah kayak bumbu ayam geprek yang dijual di pinggir-pinggir jalan. Sejauh ini, Brayn malah lebih banyak tertawa dengan ocehan semacam itu, meskipun kadang-kadang suka gondok sendiri.

Next!

Belum sempat membaca isi isi komentar selanjutnya, Brayn melotot. Tangan yang memegang mouse standar harga 20 Ribuan itu bergetar.

Joice? Brayn mengulang nama itu di dalam hati.

Joice Tan.

Plis buka dan balas WA aku, angkat juga kalau aku nelepon. Ada project buat kamu Bra. Serius. Ini bakal menguntungkan banget. Segera ya. Aku tunggu!

Perasaan Brayn bercampur aduk. Sejak pertemuan pertama 2 hari lalu, besoknya Joice langsung chat. Say hello, bahkan beberapa kali menelepon dengan mode video. Menyebalkan. Brayn paling tidak suka seseorang menelepon tanpa persetujuannya.

Komentar itu tak dijawab meskipun sempat merasa bersalah. Brayn pikir, Joice hanya fan biasa. Sama halnya seperti para penggemar yang datang untuk mencari perhatian. Tidak beda jauh dengan kebanyakan pengguna youtube yang selalu memujinya bak dewa.

Brayn berhenti membaca komentar. Sekarang, cewek itu malah berputar di dalam otak. Brayn yang sedang duduk di kursi belajar, berdiri. Meninggalkan laptop yang masih menyala di atas meja. Cowok itu memilih membuka jendela, membiarkan angin malam masuk ke dalam kamar.

Ponsel pintar di tangan Brayn sepertinya kepusingan. Benda itu dari tadi diputar-putar tanpa henti. Sudah seperti pemain sirkus si Brayn ini. Untung saja ponselnya tidak jatuh.

Balas atau .... jangan?

Cowok itu masih bingung sekaligus ragu. Tapi mendengar kata 'project' yang dibilang akan saling menguntungkan, Brayn mulai penasaran.

Bukannya aku sedang butuh uang?

Menjadi youtuber tidak semudah membalikkan telapak tangan. Brayn bukan artis yang videonya langsung meledak dilihat banyak orang. Kontennya pernah ditonton belasan orang, itu juga dirinya sendiri yang tidak pernah berhenti mengulang video.

My Bra (TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang