BAB 9 - Pagi Ini Dengan Keluarga Baru

351 51 1
                                    

BAB 9

PAGI INI DENGAN KELUARGA BARU

Setelah Brayn bangkit dari tempat tidur, dia tidak menemukan sosok lain di ranjangnya. Bukankah Gara berkata bahwa dia akan tidur sekamar dengan Brayn malam tadi? Senang sekali kamarnya tidak disesaki orang baru. Brayn juga berharap, cowok itu tidak tidur dengannya di malam-malam selanjutnya. Masih ada dua kamar kosong di sebelah kamar Barayn.

Mata Brayn hinggap di jam dinding. Pukul tujuh. Karena hari minggu, tidak ada yang berani mengganggunya. Inggit juga. Biasanya dia akan datang pagi-pagi, memastikan Brayn sudah bangun atau belum. Hari ini? Palingan dia sedang siap-siap. Ini kan jadwal Jogging mereka berdua. Jam 8, mereka akan mengelilingi kompleks.

"Bra, udah bangun?"

Brayn mengembuskan napas. "Sudah, Ma ...."

"Cepet ke bawah ya. Sarapan dulu."

Hah, aku nggak salah dengar?

Inikah yang dinamakan family goals bagi Anggun? Dia bisa menyiapkan makanan untuk keluarga besar. Padahal sebelumnya, boro-boro menyiapkan sarapan, yang ada malah delivery online melulu. Seringnya, roti tawar menjadi santapan paling bagus.

Apalagi hari minggu adalah jadwalnya tidur sampai siang. Setelah itu, Anggun akan pergi ke salon untuk mengurus segala keperluan pribadi. Sorenya, dia akan menemui ibu-ibu di kompleks ini untuk arisan.

Brayn jadi penasaran, menu makanan apa yang disipakan mama pagi ini? Kalau sampai hanya roti tawar dan selai storberi, berarti tebakannya salah. Mama tidak benar-benar bahagia dengan kehadiran anak-anaknya yang baru.

Cowok itu akhirnya bangkit dari ranjang, membereskan tempat tidur, lantas lari ke kamar mandi dengan handuk di pundak. Setelahnya, suara air yang mengalir cukup kencang memenuhi ruangan.

Setengah jam kemudian, Brayn sudah siap dengan kaus putih dan celana pendek. Masih seperti penampilan sebelumnya, rambutnya klimis tanpa minyak rambut. Sementara badannya mengeluarkan aroma maskulin semacam mentol. Entah apa merk parfum yang disemprotkan.

"Hei ...." Anggun menyapa Brayn yang muncul dari balik pintu ruang keluarga.

Brayn melongo saat melihat mama yang sedang menyiapkan makanan. Layaknya ibu rumah tangga, penampilan Anggun berubah drastis. Dia masih mengenakan pakaian tidur dengan rambut ditahan penjepit. Tangannya lihai menyiapkan makanan dan membereskan piring.

Di meja makan, Gara duduk dengan rambut basah. Alea menyambut dengan senyum lebar, meski terlihat masih canggung. Hanung sedang mengamati istrinya dengan wajah semringah.

"Wih, mau olahraga?" Gara bertanya tanpa beban.

"Jogging sih. Sama temen." Brayn menarik kursi dengan wajah cuek.

"Yang semalam Ra, Inggit." Anggun menjelaskan. "Mereka udah kaya anak kembar. Ke mana-mana berdua terus."

Brayn mengambil gelas dan mengalirkan air dari teko berbahan kaca, lalu menyeruputnya.

"Fyuh .... akhirnya." Anggun tertawa. Dia duduk dengan wajah riang.

Mama memang bahagia ....

Belum pernah Brayn melihat mamanya bergairah seperti saat ini. Atau mungkin, semua ini karena Brayn jarang menghabiskan waktu bersama dengannya? Bagainana tidak, mereka bertemu saat pagi dan malam hari saja. Keduanya sama-sama sibuk. Hari minggu pun, biasanya mama masih tidur jam segini. Sementara Brayn langsung pergi bersama Inggit.

Akhirnya, makanan itu siap. Ayam goreng, sambal terasi, lalaban, tempe dan tahu goreng, menjadi menu pagi ini. Sederhana, tapi untuk ukuran Anggun yang jarang masak, ini termasuk menu yang istimewa.

My Bra (TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang