BAB 18
JOICE DAN BRAYN!
Naskahnya menarik, kemungkinan diterbitkan!
Inggit mengulang kalimat terakhir dari editor berkacamata dan berambut panjang itu. Dia ramah sekali saat berbincang, meskipun perempuan itu lebih mirip wartawan ketimbang editor yang bekerja di depan komputer dengan mulut terkunci.
Di ruangan editor tadi, ada 4 orang. Satu editor fiksi, satu editor fiksi anak, satu editor buku anak, dan satu editor buku nonfiksi. Awalnya, Inggit deg-deg-an dihadapkan dengan dua editor cewek, dan dua editor cowok. Tapi lama-lama, Inggit tenang juga. Malah dalam perbincangan, mereka banyak tertawa saat masing-masing dari mereka melempar tanya.
Lelah untuk hari ini sudah lebih dari cukup bagi Inggit. Saatnya stalking dan kepo dengan kehidupan orang lain di media sosial. Di atas kasur, cewek itu sedang memainkan ponsel. Membuka satu per satu media sosial yang dimiliki. Membalas DM, melihat story, kembali ke timeline, lantas membuka media sosial lain. Begitu seterusnya.
Hingga kemudian, Inggit berpikir untuk melihat youtube Brayn. Satu minggu ini, dia tidak melihat video baru dari Brayn. Tapi tidak apa-apa, minimal Inggit bisa kembali membaca komentar teratas yang kadang nyeleneh dan jadi hiburan.
Brayn Kiel Suherman.
Klik.
Sesaat, Inggit mengerutkan kening.
Pertemuan Pertama dengan Joice!
Cewek itu membaca judul beberapa kali. Dia melihat thumbnail yang dengan sangat jelas menampilkan mereka berdua. Mh, lebih tepatnya, menampilkan Joice yang sedang mencubit Brayn. Inggit mengucek mata beberapa kali, berharap yang dia lihat bukan video mereka berdua. Berdoa bahwa konten itu clickbait.
Inggit membuka video dengan dada berdebar. Dia benar-benar tidak habis pikir, pertemuan Brayn dan Joice terus berlanjut. Sementara Inggit tidak tahu sama sekali, kapan mereka berdua syuting di kanal Brayn.
"Aku aja selama berteman sama Brayn nggak pernah diajak bikin video bareng. Sedangkan cewek ini?" Inggit merutuk saat video masih loading.
"Hai everyone. Sampurasun. Salam Sunda."
Opening video Brayn menggema. Inggit membesarkan volume video. Dia ingin memahami betul, apa yang sebenarnya mereka bicarakan? Sebelum melanjutkan menonton, ulu hati Inggit sudah seperti tertusuk jarum.
"Kali ini, aku sama seorang cewek. Bisa dibilang, dia orang spesial. Please welcome, Joice ...."
"Yeeeeeah ...." Kemara yang awalnya mengarah ke Brayn, membesar. Sehingga sosok lain yang awalnya tidak terlihat, terpampang nyata.
Mereka duduk di sebuah sofa besar. Di belakang sofa, ada lemari besar berisi buku-buku tebal. Di pinggir lemari, ada meja kecil yang kemudian ditindih hiasan berupa pot bunga. DIi sisi lain, terlihat beberapa foto keluarga. Dua cewek dan satu lelaki tua.
"Ini rumah Joice?"
Inggit menggeleng. Peningkatan! Rumah Joice adalah rumah cewek kedua yang berhasil diinjak oleh Brayn, selain rumah Inggit tentunya. Dia tidak habis pikir, cowok yang amat tertutup dengan perempuan, bisa sedekat itu dengan Joice. Padahal Inggit tahu betul, pertemuan pertama antara Brayn dan Joice baru terjadi sekitar 2 minggu lalu.
"Aku ketemu Joice di sebuah kedai kopi." Brayn membuka suara. "Eh, keterusan buat ketemu dia dan bisa sedekat ini." Dia tertawa. "By the way, ini video pertama aku yang bahas soal sisi lain kehidupanku. Review film, istirahat dulu lah ya."
KAMU SEDANG MEMBACA
My Bra (TERBIT)
RomanceNOVEL INI TERBIT DI ELEX MEDIA. SEBAGIAN BAB DIHILANGKAN DEMI KEBUTUHAN PENERBITAN. ------- Brayn Kiel Suherman, youtuber ganteng dan berkarisma. Kepergian sang ayah sejak lahir membuatnya benci dengan kenyataan bahwa dia seorang blasteran. Apalagi...