Kisah Bra update setiap Senin dan Kamis yang gengs. Selamat membaca. Jangan lupa tinggalkan jejak :)
***
BAB 28
KEPINGAN RINDU
Kipas angin pagi ini masih bersuara. Delapan jam lebih, dia bekerja, menghasilkan angin ke tubuh Brayn yang terbaring di atas kasur. Tidak begitu buruk. AC yang biasanya ada di kamar, ternyata fungsinya sama saja dengan kipas kecil ini. Padahal kalau dipikir-pikir, harga AC cukup mahal, belum menyedot aliran listrik. Kalau begitu, mending pakai kipas mini ini, kan? Kecil-kecil cabe rawit!
Brayn bangun dari tempat tidur dengan wajah merah. "Kenapa harus mimpiin mereka sih?"
Sejak membaca komentar Inggit, wajah keluarganya datang satu per satu ke dalam mimpi. Anggun tiba-tiba muncul di sebuah ruangan. Dia terbaring dengan badan terbujur kaku. Brayn menggerak-gerakkan badan mamanya, tapi tak kunjung bangun.
Di mimpi berikutnya, Alea sesekali menarik badan Brayn di suatu tempat yang entah di mana. Dia menangis dan merengek, meminta ditemani nonton film. Anehnya, Brayn malah cuek. Hingga Alea ngambek dan tidak mau mengobrol dengannya sepanjang hari. Hanung dan Gara muncul sekelebat. Dalam mimpi, mereka berdua hanya menasihati.
Terakhir, wajah Inggit muncul paling lama dalam mimpinya. Brayn melihat Inggit pergi jauh. Gara menggandengnya. Mereka tertawa bahagia. Bahkan Inggit tidak mengajak Brayn bicara saat mereka berpapasan. Hanya saja, beribu benci, memancar dari mata bulat cewek itu.
Ini hari paling menyebalkan bagi Brayn. Keresahan dan kekhawatiran nyaris membuatnya tak berkutik. Drama mimpi itu mampu membuat pikirannya seperti dipenuhi kerikil.
Cowok itu menyingkap selimut, lantas menggerakkan kaki untuk turun dari ranjang. Namun, ada sesuatu yang aneh. Kedua kakinya kaku. Dia bahkan berusaha menendang kipas yang masih berputar ke kiri dan ke kanan di atas meja, tapi tetap tidak bisa. Susul menyusul, kepalanya seperti diserang putaran ombak secara tiba-tiba. Badannya terasa sangat berat.
Persis dengan kejadian presentasi terakhir di kelas, perutnya ikut mulas. Semua zat yang ada di dalam tubuh, seolah-olah memaksa keluar melewati kerongkongan. Hingga dia terbatuk.
Seperti melayang, Brayn meloncat dari tempat tidur hingga dia tidak sadar kalau kakinya bisa kembali digerakkan. Dalam waktu beberapa detik saja, dia sudah berada di toilet. Dia mual-mual macam orang hamil muda.
***
Mata sipit itu menerawang ke seluruh isi ruangan keluarga. Foto kebersamaan mereka yang terlihat intim, tidak ada gunannya lagi. Toh Joice akan segera pergi dari sini. Cewek itu tidak habis pikir, bagaimana jadinya jika dia benar-benar meninggalkan tempat ini, kemudian harus membaui rumah sekaligus orang baru yang sama sekali tak diharapkan.
Langkah seseorang, membuat Joice tersentak, lantas memaksa dirinya untuk menengok ke belakang. "Put, kok belum siap-siap?"
Gadis jangkung yang disebut Putri, masih mengenakan baju tidur bermotif kartun yang sering muncul pagi hari. Wajahnya masih kusut. Rambut panjangnya acak-acakkan. Dia seperti baru selesai melakukan atraksi di kasurnya.
"Hei, kita akan pergi kan?" Joice kembali memastikan.
Putri masih bungkam. Dia malah menunduk.
"Putri akan tetap tinggal di sini." Suara Malik mengangetkan. Joice yang sedang mematung, seperti meminta papa untuk menarik ucapannya. Laki-laki tua itu berjalan, mereka berada di antara kedua putrinya. "Setelah dipikir-pikir, kasihan kalau Putri ikut pindah ke sana. Dia masih SMA, jarak dari rumah Mamamu ke sekolah terlalu jauh."
KAMU SEDANG MEMBACA
My Bra (TERBIT)
RomanceNOVEL INI TERBIT DI ELEX MEDIA. SEBAGIAN BAB DIHILANGKAN DEMI KEBUTUHAN PENERBITAN. ------- Brayn Kiel Suherman, youtuber ganteng dan berkarisma. Kepergian sang ayah sejak lahir membuatnya benci dengan kenyataan bahwa dia seorang blasteran. Apalagi...