Bab 6 : Heyra Dilema

159 7 0
                                    

P. S hai gaes bab 5 aku revisi jadi dimohon baca bentar aja ya bab 5 nya di detik terakhir karena ada perubahan sedikit biar alurnya ga kecepetan
Enjoy guys....

🍂🍂🍂

Heyra langsung saja meninggalkan Yohan dengan cara tak sopan setelah Yohan mengucapkan kalimat seperti itu. Heyra masih bingung dan ia tidak bisa jika harus berdiam disana menghadapi Yohan sendirian dengan rasa bingung yang memuncak dipikiran dan hatinya. Ia mengajak Kaila untuk segera pulang dan beristirahat di kosan. 

"Em, Kai, yuk. Duluan ya, Erika. " Ujar Heyra dan langsung menggeret Kaila untuk menjauh dari sana. 

Heyra rasanya tidak bisa tidur malam ini karena efek perkataan Yohan tadi. Bisa gila jika ia pikirkan terus menerus. Heyra masih tidak mengerti kenapa seorang Yohan yang notabenenya adalah dosen jurusan sebelahnya mengucapkan hal yang tidak pernah ia duga yang memang kadang sempat muncul dalam guyonannya bersama Kaila. Tidak, Heyra tidak pernah mengharapkan semua ini.

"Ra, kenapa sih? Kok buru-buru? "

"Kak Yohan tuh kenapa sih, La, aneh, buat gue bingung. "

"Kenapa sih Ra? Cerita yang jelas dong. "

"Em, duduk disitu dulu deh, baru gue cerita. " Tunjuk Heyra pada sebuah kursi yang ada di stand tea bre*k.

Heyra menghela napasnya yang seperti tak beraturan akibat buru-buru menghindari Yohan.

"Ra, ada apa sama pak Yohan? Cerita yang bener. "

"Dia jelasin hal yang gak perlu dia jelasin ke gue dan itu maksudnya apa coba???! "

Kaila tertawa dan membuat Heyra semakin kesal. Heyra menyesal cerita tapi ya, kalau dia tidak cerita bisa pusing memikirkan itu. 

"Suka kali sama lo, Ra. " Ujar Kaila asal dan membuat Heyra semakin kelimpungan sendiri untuk menemuka jawabannya. 

"Kailaaa, ihhh, gila aja seorang Yohan suka sama gue. "

"Apanya sih yang gila, gak ada yang salah dari itu Ra, lo cewek, kak Yohan cowok, suka itu wajar."

"Tapi, Kai, itu kayak mustahil aja gitu, kenapa juga harus suka sama gue ? Kalau gue mah kepo aja sama dia dulu. "

"Kenapa sih harus nethink, Ra ? Yakin dong."

"Gue gak bisa seyakin itu kali dia suka sama gue."

"Yakin aja udah, berdoa. "

Heyra diam. Ia tidak mau dipusingkan dengan hal itu dan memilih untuk segera pulang ke kosannya.

🍂🍂🍂

Yohan yang tengah berada dimobil bersama Erika itu merutuki tindakan bodohnya. Bagaimana dengan rencana malam sabtu yang sudah ia rencanakan untuk mengexplore Jakarta dengan Heyra jika hal seperti ini terjadi. Memang sebuah rencana yang sudah disusun matang-matang tidak pasti akan terjadi sesuai yang telah direncanakan. Erika yang melihat masnya diam itu merasa ada yang aneh dengan masnya

"Mas, kenapa? "

Yohan tak menjawab pertanyaan adiknya itu dan langsung turun dari mobilnya lalu membawa belanjaan yang dipesan budhenya. Keluarganya tengah ramai berbincang-bincang.

"Mas, lo kenapa ?" tanya Erika yang memang berada di ruang tv beesama Yohan dan sepupunya yang lain.

"Gak papa, Rik."

"Gue bisa bantu, Mas."

"Gue malu buat cerita sama lo, dek. "

"Pasti lo bilang yang aneh-aneh kan ke kak Heyra ?"

"Dek, gue gak bilang aneh-aneh, gue cuma lurusin salah paham aja. "

Erika tertawa melihat wajah masnya begitu serius saat bercerita. Erika sudah bisa menebak kenapa tadi Heyra pamit untuk pulang duluan dan terlihat buru-buru.

"Dek, jangan ketawa."

"Gemes gue sama lo mas, lagian kak Heyra pasti bingung lah kenapa lo jelasin salah paham yang mungkin menurut kak Heyra itu bukan salah paham mas. " Ujar Erika dengan tepat sekali seperti ya g memang dirasakan Heyra.

"Maksudnya, dek?"

"Gini ya Mas, lo sama Kak Heyra itu cuma sekedar kenalan, gak lebih dari itu, kalau lebih sih ya boleh lah jelasin hal itu, kayak gimana ya mas, random banget deh lo tiba-tiba jelasin kayak gitu. "

Yohan mengangguk paham. Tindakannya memang aneh. Dia menyesal dan tapi ada satu hal yang mengusiknya yaitu apakah benar ia dan Heyra hanya seorang kenalan. Tapi, kalau dipikir lagi hubungan mereka juga bukan seorang teman karena keduanya juga tidak pernah bilang mereka berteman.

"Chat kak Heyra deh Mas, minta ketemu kek buat jelasin yang lo bilang tadi. " Ujar Erika yang ingin membantu saudara laki-lakinya itu.

Yohan menggeleng. Ia masih tidak bisa menghadapi Heyra setelah ucapan akwardnya itu. Pasti akan terlihat canggung.

"Ih, udah nyerah duluan, katanya mau seriusin kak Heyra." Goda Erika karena saudaranya satu ini gampang sekali menyerah hanya karena hal seperti itu.

"Ya, canggung aja dek, kalau tiba-tiba mau ngajak ketemuan."

"Mau jelasin atau enggak sih mas ke kak Heyra? "

"Ya, mau lah. "

"Ya udah, cepet ih, cari waktu buat ketemuan. "

"Dek, gue inget, sabtu malam besok gue udah buat janji mau explore Jakarta sama dia. "

"Kesempatan deh tuh, sok atuh. "

Yohan mengacak rambut adiknya itu dan menimbulkan decak kesal dari adiknya itu. Yohan membuka aplikasi chat itu dan mengetikkan beberapa pesan pada Heyra. 

Heyra

Ra
Maaf buat yang tadi di mall
Sabtu jadi kan?
22.00 P. M


Iya kak
Maaf juga tadi
22.20 P. M

Belum tidur, Ra?
22.21 P. M

Belum kak
22.23 P. M

Tidur Ra
Ga baik tidur malam-malam
22.26 P. M

Ih gue kan ga bisa tidur gara-gara dia kai
22.27 P. M

Gara-gara saya, Ra?
22.27 P. M

Pesan telah dihapus
Eh astagfirullah
Salah kirim kak :")
22.28 P. M

Gak pa-pa
Udah terlanjur saya baca
Kamu hapus pesannya juga sama aja,Ra
22.30 P. M

(Read)

Yohan tertawa pelan melihat tingkah lucu Heyra yang salah kirim pesan kepadanya. Jadi, daritadi Heyra membicarakannya. Yohan jadi gemas dan semakin ingin tahu apa yang dibicarakan gadis itu. 

🍂🍂🍂

P. S maaf kalau ada typo
Vote dan komen dong gaeees
Maaf kalau misal nanti ada ketelatan update ya....
Aku udah mulai sibuk dan susah buat luangin waktu buat nulis padahal idenya udah numpuk
Ayo dong kritik dan sarannya buat bab ini.....
Makasiih gaees

Heyra's Love LineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang