"Terus mau kamu apa Ra? "
Heyra menghela napasnya berat.
"Break bentar."
"Saya mau intropeksi diri kak. Saya..., saya rasa saya juga butuh waktu sendiri buat berpikir apa hubungan ini emang beneran bisa lanjut atau tidak. " Tambah Heyra dengan sekuat tenaga menahan tangisnya.
"Ra.., "
"Maaf kak, tapi saya rasa saya butuh waktu buat intropeksi dan lebih tepatnya kita harus intropeksi masing-masing."
Yohan membuang napasnya kasar. Ia tidak berpikir hubungan yang sudah berjalan satu tahun ini akan jadi seperti ini. Break itu hanya alasan dari kata Putus. Break memang terdengar jeda tapi itu bisa berarti jeda yang lama atau lebih tepatnya putus.
"Oke kalau itu yang kamu mau, saya harap saya maupun kamu bisa lebih dewasa lagi. "
"Maaf kak, saya emang seperti anak kecil. "Balas Heyra yang menangkap maksud Yohan seperti itu.
"Ra, maksud saya bukan seperti itu. "
"Saya tahu kak, saya terlalu childish buat cemburu sama temen kak Yohan. Saya tahu saya masih kayak anak kecil yang suka marah karena hal kecil yang bikin saya cemburu. "
"Heyra, saya gak pernah berpikir seperti itu tentang kamu. "
"Kasih saya waktu ya kak, buat mikirin hubungan ini, saya tahu kok kak Yohan serius sama saya. Maaf buat keputusan ini. "
Yohan diam. Ia tidak tahu lagi harus berbuat apa. Ia juga sama sakitnya seperti Heyra. Rasanya ini masih sangat singkat untuk menyentuh kata itu. Tapi, sepertinya ia tidak bisa menyangkal perkataan gadis itu. Ia juga butuh intropeksi diri.
"Saya pulang duluan kak. "
"Ra, sebentar. " Ujar Yohan dan ia mengambil satu paper bag di jok belakang mobilnya. Paper bag berisi bunga tulip berwarna pink itu membuat Heyra terkejut karena arti tulip itu ada permohonan maaf.
"Hati-hati pulangnya, jangan ngebut bawa motornya, saya akan balik ke Bandung minggu sore, jaga diri kamu. "
"Makasih kak. "
Heyra turun dari mobil Yohan dan menuju parkiran motor yang ada dikantin. Ia menatap bunga tulip yang cantik itu. Ia harus bagaimana dengan ini. Ia memang kalau emosi suka bilang seenaknya. Break, ia tahu kata itu menjuru ke arti putus sementara. Tapi, ia jadi semakin merasa bersalah, karena Yohan masih menjaganya padahal ia sudah egois.
🍂🍂🍂
Malamnya, Heyra mengajak Sela untuk pergi menyegarkan pikiran meskipun sekedar ke mall tanpa tujuan atau hanya sekedar membeli minum disana.
Benar saja, Heyra dan Sela berhenti disebuah kedai minuman ternama dan setelah membelinya mereka duduk disana sambil mengobrol dan menikmati suasana mall yang selalu ramai.
"Ra, lo tadi gak pa-pa? "Tanya Sela yang menyaksikan pertemuan Heyra dan Yohan di depan Kantin.
"Hm, gak pa-pa. "
"Tapi, kenapa lo milih jalan sama gue? Bukannya lo bisa temu kangen sama pak Yohan ? Dia masih di Jakarta kan? "Tanya Sela beruntun.
"Hm, dia masih di Jakarta, minggu sore pulang ke Bandung. "
"Ih, jelas banget diwajah lo tuh tertulis lo lagi ada masalah. "
"Kelihatan banget ya Sel? "
"Hm, banget, cerita aja. "
Heyra menggeleng, ia tidak tahu harus mengawali cerita itu darimana dan ia memilih untuk tidak bercerita.
"Kalau udah siap cerita, gue siap dengerin. "
KAMU SEDANG MEMBACA
Heyra's Love Line
Romance[COMPLETE] [FOLLOW DULU YUK!] [BUDAYAKAN JANGAN SILENT READER] Bagi Heyra yang sudah menjomblo selama 18 tahun itu, mengambil resiko besar untuk menjalin hubungan serius adalah hal yang sangat dia pikirkan dengan sangat serius. Dia tidak boleh han...