Weekend kali ini sesuai janji yang sudah Heyra berikan kepada adik perempuan Yohan itu untuk menghabiskan waktu bersama. Heyra kini tengah berada di stasiun bersama Yohan untuk menjemput Erika. Awalnya tadi ada cekcok antara Heyra yang ingin ke stasiun sendiri daripada harus Yohan menjemputnya tapi Yohan keukeuh menjemput Heyra. Heyra dan Yohan tengah berdiri di pintu keluar stasiun sambil menunggu Erika. Tapi, karena stasiun saat weekend pasti ramai, alhasil Heyra hampir saja terjatuh karena desakan orang-orang.
"Ra, tunggu di situ aja ya," Ujar Yohan sambil menggandeng Heyra untuk menjauh dari pintu keluar yang sudah dipenuhi kerumunan orang untuk menjemput orang terdekatnya.
"Huh, akhirnya bisa napas. " Gumam Heyra pelan dan Yohan tertawa mendengarnya.
"Memangnya daritadi tidak bernapas? " Tanya Yohan dan membuat Heyra menoleh terkejut.
"Eh, enggak, maksudnya itu kak tadi rame banget. " ujar Heyra dengan sedikit salah tingkah karena malu.
"Tunggu Erika disini saja ya. " Heyra mengangguk-anggukkan kepalanya sembari Yohan menghubungi adiknya itu. Sebenarnya Yohan tidak enak kepada Heyra untuk ikut menjemput adiknya seperti ini. Yohan merasa merepotkan gadis satu ini.
"Erika udah keluar katanya, Ra, kamu tunggu sini aja, saya yang nyari Erika. " Ujar Yohan kepada Heyra dan menyuruh Heyra untuk duduk dikursi untuk para penumpang kereta api yang sedang mengantri.
"Iya kak. "
Yohan lalu mencari adik perempuannya itu ditengah kerumunan orang yang baru datang itu. Terlihat gadis dengan rambut dikuncir kuda juga hoodie abu-abu kebesaran yang Yohan tahu itu adalah hoodie miliknya yang memang sudah tak ia pakai. Erika melambaikan tangannya ke arah Yohan dan Yohan langsung membawa adiknya ke tempat Heyra berada.
"Hai kak, "Suara dari Erika itu mengalihkan perhatian Heyra dari layar ponselnya dan Heyra tersenyum ramah melihat Erika datang.
"Hai, Erika. " Ujar Heyra sambil mengulurkan tangannya dan disambut hangat oleh Erika.
"Ke rumah budhe dulu, taruh barang kamu, istirahat bentar. " Ujar Yohan kepada Erika dan adiknya itu mengangguk dan lanjut mengobrol dengan Heyra.
"Kak, ini kan udah mau malem, nah istirahat dulu terus ke kota tua ya kak? " Tanya Erika pada Heyra dan gadis itu mengangguk setuju.
"Mas Yohan, nanti anterin ya, pake mobilnya pakdhe. " Ujar Erika dan Yohan hanya bisa mengangguk pasrah lalu membawa tas milik adiknya itu ke dalam mobil.
Heyra yang tengah mengobrol bersama Erika itu terlihat bingung ketika sudah sampai di parkiran mobil karena ia bingung harus duduk mana. Lalu sebuah ucapan Yohan membuat Heyra malu terhadap Erika.
"Ra, kamu di depan, Erika biar di belakang. "ujar Yohan pada Heyra tanpa menatap gadis itu dan sibuk dengan barang-barang adiknya yang ia masukkan ke bagasi.
"Iya deh mas, paham kok, yaudah kak nanti lagi ngobrolnya. " Ujar Erika lalu langsung masuk ke jok belakang mobil dan Heyra juga masuk ke jok depan mobil disusul Yohan yang sudah siap untuk ke rumah budhenya.
Heyra merasakan kecanggungan yang sepertinya terasa sekali. Erika sedang tidur mungkin karena kelelahan dan Yohan sibuk menyetir sementara Heyra bingung mau berbuat apa. Ponselnya terlalu sepi dan malas untuk ia buka. Hingga akhirnya Heyra memutuskan untuk mendengar lagu dan meminta izin pada Yohan.
"Kak, saya muter lagu ya? " Tanya Heyra dan Yohan menoleh sekilas lalu tersenyum kecil.
"Iya, puter aja, rumah budhe jaraknya lumayan, kalau ngantuk tidur saja. " Ujar Yohan dengan pandangan fokus ke depan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Heyra's Love Line
Romance[COMPLETE] [FOLLOW DULU YUK!] [BUDAYAKAN JANGAN SILENT READER] Bagi Heyra yang sudah menjomblo selama 18 tahun itu, mengambil resiko besar untuk menjalin hubungan serius adalah hal yang sangat dia pikirkan dengan sangat serius. Dia tidak boleh han...