Bab 12 : Situasi Baru

116 4 2
                                    

Silahkan di komen ya guys menurut kalian ini alurnya terlalu lambat atau ngebosenin atau gimana.
Mohon kritik dan sarannya
Happy Satnight 🙈
Enjoy!

🍂🍂🍂

Heyra berusaha untuk menelan salivanya penuh gugup akibat ia berada di situasi yang sangat baru baginya. Di hadapannya kini tengah ada orang tua Yohan yang seakan hendak menginterogasinya dan Yohan juga tengah duduk di sampingnya membuat ia semakin gugup tidak karuan. Wanita paruh baya bernama Ami alias bunda Yohan itu seakan sudah siap untuk menginterogasi Heyra dan putra sulungnya itu.

"Nak Heyra, semester berapa? "Tanya Ami dengan ramah dan Heyra tersenyum ramah membalas tatapan hangat Ami.

"Semester 1 tante."Ujar Heyra dengan sopan dan terlihat wajah dari kedua orang tua Yohan itu sedikit terkejut. 

"Wah, masih maba ternyata, berarti masih lama ya, Han ?. "Ujar Ami seraya menggoda Yohan tapi Heyra sangat bingung dengan pertanyaan itu. Heyra rasanya tidak tahu kenapa ia jadi deg-degan dan wajahnya terasa memanas. 

"Bunda, jangan bercanda. "Ujar Yohan yang mengerti bagaimana situasi ini sangat canggung bagi Heyra dan pasti gadis itu sangat bingung.

"Ih, bunda serius, Han. "Ucapan Ami itu semakin membuat Heyra terkejut dan menoleh ke arah Yohan seolah mempertanyakan maksud semua ini. Heyra sebenarnya paham ini adalah kode keras tapi ia tidak mau baper atau ge'er duluan lalu nanti kecewa akhirnya. 

"Bun, "Ucap Yohan dengan sedikit memohon pada bundanya agar menghentikan semua ini. 

"Iya, iya, bunda berhenti. "Ujar Ami akhirnya karena bisa ia lihat Yohan sudah sangat frustasi karena daritadi mengacak rambutnya. 

"Aku antar Heyra pulang dulu. "Ujar Yohan langsung menarik Heyra untuk bangkit dan Heyra berpamitan terhadap keluarga Yohan terlebih dahulu sebelum pulang. 

"Hati-hati Han, bawa motornya, jangan ngebut. "Perintah papanya itu langsung di jawab anggukan oleh Yohan dan ia mengeluarkan kunci motor yang berada di saku celananya. 

Yohan lalu melajukan motornya untuk mengantar Heyra pulang dan ia merasa keadaannya tiba-tiba berubah canggung akibat interogasi dari bundanya tadi. Heyra benar-benar memilih diam akibat sibuk dengan pikirannya sementara Yohan memilih untuk fokus mengendarai motornya karena jalanan sedang macet. 

Begitu sampai di depan kosan Heyra, Yohan bingung karena gadis itu tak hendak turun dan bisa ia lihat dari kaca spion bahwa gadis itu tengah melamun.

"Awas kesambet, jangan ngelamun. "Ucapan Yohan itu berhasil membuat Heyra tersadar dari lamunannya dan menyerahkan helm kepada Yohan.

"Makasih kak. "Ujar Heyra begitu turun dari motor Yohan.

"Em, Ra, maaf buat bunda sama Erika ya. "Ujar Yohan merasa tak enak karena pasti gadis itu tengah bingung hingga di sepanjang jalan gadis itu melamun.

"Kak Yohan gak mau jelasin maksud semua itu ?"tanya Heyra yang sebenarnya sudah sangat penasaran semenjak Erika menggoda mereka. Apalagi situasi yang ia hadapi barusan di rumah budhenya Yohan itu sangat membuatnya ingin tahu yang sebenarnya. 

"Maksud yang mana? "Tanya Yohan seakan ia benar-benar bingung harus menjelaskan darimana.

"Ya udah kalau gak mau jelasin, hati-hati pulangnya. "Ujar Heyra sedikit kesal karena ia tahu Yohan tak akan menjelaskan semua itu dan membiarkannya ambigu bagi Heyra.

"Saya pulang."Ujar Yohan final tanpa ingin menjelaskan semuanya karena ia harus meyakinkan diri dulu sebelum benar-benar menjelaskan semuanya. 

Heyra langsung masuk ke dalam kosnya begitu Yohan melenggang pergi dari pekarangan kosnya dan rasanya ia tidak akan bisa tidur dengan cepat nanti malam padahal besok senin dan ia harus bangun pagi karena ada kuliah pagi. Tapi, semua perkataan Erika dan kedua orang tua Yohan begitu melekat di otaknya seakan terus bertanya-tanya.  Lalu Heyra memutuskan untuk segera mandi karena ia ingin menyegarkan pikirannya. 

Heyra's Love LineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang