Deringan ponsel itu begitu menganggu pikiran Yohan yang tengah menemani Heyra yang sedang beristirahat di ruang rawat UGD di salah satu rumah sakit. Ia ragu untuk menjawab telfon dari ponsel milik Heyra itu. Pasalnya yang menelfon adalah ibu dari Heyra dan ia tidak bisa sembarangan mengangkat telfon itu. Tapi, Heyra masih tertidur pulas dan akhirnya Yohan memutuskan untuk mengirim pesan singkat saja melalui ponsel Heyra karena ia tak berani menjawab panggilan itu.
Ibu
Maaf tante, saya temannya Heyra
Heyra sakit dan ini sedang istirahat di rumah sakit
18.21 P.MLoh di rumah sakit?
Sakitnya tambah parah?
18.23 P.MYohan semakin bingung karena harus membalas pesan dari orang tua Heyra itu dan ia tidak mau menganggu Heyra istirahat. Akhirnya, ia memutuskan untuk membalas sebisanya.
Heyra sakit magh sama kecapekan tante...
Ini nanti kalau sudah mendingan langsung pulang....
Tidak perlu khawatir.
18.25 P.MHm, yaudah titip Heyra ya
Terimakasih
18.26 P.MYohan menaruh kembali ponsel gadis itu di tas ransel milik Heyra dan ia melihat wajah Heyra yang tengah tertidur pulas dan wajahnya begitu pucat. Yohan tahu seharusnya ia segera pulang ke kosnya karena banyak pekerjaan tapi mau bagaimana lagi saat melihat Heyra sangat lemas di loby tadi, ia tak tega. Ia tahu gadis satu ini pasti menolak ajakan teman-temannya untuk mengantarnya pulang. Yohan memilih menyibukkan dirinya dengan laptop yang ada di tasnya dan mengerjakan beberapa hal yang harus ia selesaikan seperti membuat soal UAS dan mengoreksi beberapa tugas mahasiswanya.
Tak terasa sudah semakin malam dan Heyra perlahan terbangun dan ia terdiam melihat Yohan tengah duduk dan sibuk memandang laptopnya. Ia tersenyum tipis melihat apa yang sedang terjadi saat ini. Tak pernah ia bayangkan ada seorang laki-laki asing selain keluarganya yang akan menemaninya saat sakit seperti ini. Bahkan mereka juga bukan dua orang yang sedang menjalin hubungan seperti itu. Tapi, perlakuan hangat ini membuat hatinya semakin lama terus berdebar dan merasakan perasaan itu dalam diam.
"Ra, sudah bangun? " tanya Yohan yang kaget begitu mengalihkan perhatiannya dari laptop dan Heyra mengangguk.
"Ayo, pulang kak. " ajak Heyra sambil berusaha duduk dari tidurnya dan Yohan sebenarnya tak tega. Ia maunya gadis ini rawat inap saja tapi ia tahu bahwa gadis ini keras kepala. Jadi, ia tidak akan memaksa.
"Iya, "
Heyra lalu melihat ponselnya dan ia melihat ada panggilan tak terjawab dari ibunya dan ia merasa tidak enak karena pasti ibunya khawatir disana.
"Oh iya Ra, tadi saya sudah mengabari ibumu," Ujar Yohan yang teringat apa yang terjadi tadi.
"Makasih kak, tadi ibu telfon ya? "Tanya Heyra begitu ia sudah berhasil berdiri dengan benar dan pusingnya juga sudah lumayan reda.
"Iya, Ra, saya takut mau jawab. " jujur Yohan yang membuat Heyra sedikit tertawa.
"Kamu serius udah enakan? "Tanya Yohan khawatir begitu menuju ke parkiran motor bersama Heyra dan ia mengangguk.
Keduanya berjalan bersama ke arah parkiran motor. Sebenarnya sekarang sudah cukup malam sekiat pukul 9 malam. Tapi, bagi Jakarta pukul 9 malam masih terlalu dini untuk di bilang malam. Malam ini kota Jakarta masih ramai seperti biasanya. Begitu tiba di parkiran, Yohan menyerahkan jaketnya pada Heyra dan menyuruhnya memakai jaket itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Heyra's Love Line
Romance[COMPLETE] [FOLLOW DULU YUK!] [BUDAYAKAN JANGAN SILENT READER] Bagi Heyra yang sudah menjomblo selama 18 tahun itu, mengambil resiko besar untuk menjalin hubungan serius adalah hal yang sangat dia pikirkan dengan sangat serius. Dia tidak boleh han...