Bab 21 : Bicara

87 4 0
                                    

Happy reading

🍂🍂🍂

Minggu pagi itu Heyra terbangun karena ia memang tidak nyenyak tidur semalam. Heyra masih teringat jelas bahwa ia belum menjelaskan apapun pada Yohan. Pikirannya benar-benar terasa berat karena memang ia menangis semalam. Heyra juga tak mengerti kenapa Yohan tak menelfon ataupun mencoba chat kepadanya. Ponselnya benar-benar hanya berisi notifikasi dari grup kuliahnya dan beberapa temannya.

Heyra menghela napas kesal karena tak ada satu pesan atau panggilan masuk sampai pagi ini. Ia benar-benar kesal saat seperti ini. Lalu, ia melihat pesan dari Sela yang mengajaknya untuk pergi cfd. Biasanya Heyra memang sering pergi bersama Sena untuk cfd diminggu pagi.

Sela

Ra, cfd yuk..
Gue udah ajak yang lain tapi gak dibales :(
Masih tidur kayaknya :(
Ayooo, Ra....
Cari makanan...
05.30 A.M

Hm...
Bentar lagi gue ke kos lo, Sel
05.33 A.M

Heyra butuh menyegarkan pikirannya dari semua hal tentang kemarin sampai pagi ini. Ia ingin melupakan semuanya sejenak. Rasanya tidak enak jika sudah bertengkar. Ia sungguh membenci situasinya. Setelah selesai bersiap ia langsung menuju kos Sela dan berangkat untuk cfd dimonas.

Setelah menjemput Sela dan memakan waktu 20 menit untuk sampai ke Monas, akhirnya keduanya bisa berjalan-jalan dengan santai dan melihat sudah ada orang bersenam. Heyra dan Sela memilih mencari makanan bukannya senam. Menurutnya, makanan akan bisa mengembalikan moodnya.

"Ra, lo udah gak pa-pa?" tanya Sela yang khawatir melihat mata Heyra yang sedikit sembab.

"Hah? Em, gak pa-pa, Sel, beli hottang yuk. " Jawab Heyra bohong dan ia memilih mengajak Sela untuk membeli camilan untuk mengisi perut mereka.

"Ih, kalau emang kenapa-kenapa cerita aja ke gue, ke yang lain juga, kita pasti dengerin, bantuin juga, jangan dipendem sendiri gitu. " Omel Sela yang mengetahui Heyra berbohong.

"Iya, iya, beli hottang dulu yuk." Jawab Heyra yang sudah tak mau mendengar omelan Sela yang lebih parah.

Setelah puas membeli hottang dan satu es jeruk, keduanya duduk disalah satu tempat yang lumayan kosong dan tidak terlalu banyak orang. Mereka menikmati makanan itu dengan lahap dan terlebih Heyra, ia benar-benar seperti melampiaskan emosinya pada makanan.

"Ra, makannya pelan-pelan, keselek lo ntar. " Ujar Sela memperingati dan Heyra benar-benar mengacuhkannya.

"Hadeh, ribet deh ngobrol sama orang yang lagi marahan sama pacarnya." Komentar Sela bertambah karena Heyra tak mendengarkan dan Heyra langsung menghentikan acara makannya.

"Sel, gue gak mau pacaran deh kalau gini, susah sendiri nih hati gue." Ujar Heyra dengan nada sedihnya dan merengek pada Sela.

"Ih, lo tuh ya, namanya juga jalin hubungan pasti ada kayak gini, diselesain, jangan lo biarin, nanti malah gak kelar." Ujar Sela menasehati.

"Gue kesel, dari semalem sampai pagi ini dia gak ngehubungin gue," Ujar Heyra mengadu seakan ia yang paling mengenaskan saat ini.

"Loh, Kaila bilang dia ke kosan lo, jangan bilang lo gak mau ngobrol sama dia?" tebak Sela tepat sasaran.

Heyra mengangguk singkat. Ia kan masih kesal dan butuh waktu untuk menjernihkan pikirannya dan semalam itu pikirannya masih kacau untuk menghadapi Yohan.

Heyra's Love LineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang