M Y F I A N C E E SIXTEEN

6.9K 507 73
                                    

MY FIANCEE 16
- KISAH BARU -

***

Ali kembali membukakan pintu mobil untuk kekasihnya---Prilly. Tak lupa senyum melengkung terpatri dari bibir Ali. "Apa sih lo? Gaje tau. Gila ya?" Ali yang sedang fokus menyetir menoleh kearah Prilly. "Apa sih dear. Gue gini karena lo juga. Lagian berani-Nya ngatain gila sama tunangan sendiri?"

"Dasar gaje,"

Prilly melihat kearah luar jendela. Pikirannya terasa ringan sekarang.

"Gue tuh beruntung dapetin lo," Prilly menoleh  mendengar penyataan Ali. "Iya, gue yang rugi dapetin lo," Ali terkekeh. "Amasa? Bohong doang kamu mah,"

Prilly menatap Ali tajam. "Bisa gak konsisten dikit? Jangan buat baper anak orang," Ali tersenyum geli. Rupanya Prilly belum sadar dengan perkataannya tadi. "Oh, jadi gue buat lo baper?" Prilly melototkan mata. Sejak kapan ia berbicara seperti itu? Tapi, tunggu. Oh, shit. Prilly menundukan kepalanya. "Kenapa lo blusing?" Prilly mengangkat kepalanya. "Jangan harap!"

"Lo tuh gak bisa apa, biasa aja gitu sama gue? Perasaan nyolot mulu deh,"

"Gue kapan bisa biasa sama orang?" ucap Prilly lirih. Ali menoleh sebentar. Matanya tetep fokus kearah jalan. Tangan satunya ia gunakan untuk menarik kepala Prilly agar bersandar di bahunya. "Udah ah, jangan mewek,"

"Dih, siapa yang mewek," Prilly membenarkan kepalanya agar dapat bersandar nyaman dibahu Ali. "Nanti kerumah ya? Prilly mendongak menatap dari samping ketampanan Ali. Rahang kokoh, bibir semerah Anggur, bentuk pipi yang---tergolong chubby, hidung mancung seperti perosotan, mata hitam legam, bulu mata lentik melebihi punya Syahrini, alis tebal seperti ulat, rambut hitam wangi. Iya, dia juga beruntung memiliki---dicintai Ali sepenuhnya. Eh, tapi, Ali belum memutuskan puluhan selingkuhannya itu.

"Ngapain?" tangan Ali bergerak mengusap rambut lembut milik Prilly. "Yakinin, Papa. Biar tunangan ini gak batal," Prilly membiarkan tangan Ali bergerak dirambutnya, lagian enak juga kok. "Kalau batal gimana?" Ali mengacak rambut Prilly beralih merangkul bahu Prilly dari samping. "Gue ajak lo kawin lari!"

Prilly memukul dada Ali pelan. "Gak usah bercanda deh," ia tak suka. Ali memang tidak bisa membedakan mana serius mana yang tidak. "Gue gak bercanda. Gue bakal buat perut lo melendung,"

"Lo gak mikirin gue? Kalau gue hamil mungkin gue gak bakal bisa dapet maaf dar---," jari telunjuk Ali mengusap bibir Prilly hingga Prilly terdiam. "Shuutt. Iya, iya gue paham. Tergantung lo, sekali berulah gue bisa langsung tancap gas,

"Bodo,"

***

Setelah membukakan pintu mobil agar Prilly keluar. Ali berjalan santai dengan tangan bertengger nyaman di pinggang ramping Prilly. Sontak saja seluruh murid SMA Merah Putih menatap mereka berdua dengan tatapan berbeda. Ada yang tiba-tiba kejang, sakit perut, benturin kepla di dinging, bahkan ngiler sekalian---mereka kesemsem melihat senyum seorang Althali Arden. Baru bertama kali setelah tiga tahun lamanya Ali bersekolah disini.

Sampai di depan kelas Prilly ada cewek yang menghadang mereka berdua didepan pintu. "Altha, aku gak mau ya diginiin kamu. Kamu pilih aku atau dia? tanpa melepaskan tangan Ali di pinggang Prilly. Ali melanjutkan aksinya dengan mengecup ujung bibir Prilly. Prilly melotot tajam. Tidak terima!

MY FIANCEE [END?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang