M Y F I A N C E E SIX

9.1K 658 63
                                    

M Y F I A N C E E
- IRI -

***

"Pa, Icha pokoknya gak terima Prilly tunangan sama Altha. Harusnya Icha yang tunangan sama Altha." Risa Fredrickson— Kakak kandung Prilly merengek kesal pada sang Papa.

Adam Fredrickson . Papa dari Risa dan Prilly menyangkal perkataan Risa, "Itu salah Icha, kenapa malah kabur? harusnya waktu itu kamu ada di sini dan bukan anak pembawa sial itu yang—"

Risa yang kerap dipanggil Icha memotong ucapan sang Papa. "Sttt, Pa! Papa itu harusnya buat solusi biar Prilly lepas dari Altha bukan malah nyalahin Icha." Risa cemberut menghentakkan kakinya pada lantai dengan keras. "Lagian Icha kira anak rekan bisnis Papa itu bukan Althali Arden. Papa sih bilangnya Ali bukan Altha jadikan Icha kira Ali itu jelek gitu makanya Icha kabur."

Fredrickson terkekeh atas pernyataan sang anak. "Makanya jangan menilai sesuatu berdasarkan covernya."

Risa mencibir, "Mirror deh, Pa!"

Papa Fredrickson tersenyum dengan gelengan kepala. "Hus, gak boleh gitu sama Papa,"

Risa duduk mendekati Papanya. "Pa, pokoknya gak mau tau Icha mau sama Altha titik gak ada koma ataupun tanda tanya." Risa kembali merengek

Dengan memeluk kepala sang anak Papa Frederickson berucap, "Kamu tenang sayang, Papa bakal usahain apapun itu asal jangan cemberut! Nanti anak Papa ini jelek." Risa mengecurutkan bibirnya.

"Lagian kan kamu udah kuliah sedangkan Altha masih SMA, kamu gak malu?"

"Papa apa-apaan sih! Altha tuh ganteng udah gitu tajir lagi. Kan kalau Papa gak mau kasih uang belanja Icha, Icha bakal minta ke Altha."

"Matre kamu. Lagian Papa kapan gak kasih uang belanja ke kamu? Bahkan besarnya sama biaya sekolah Prilly jauh kalah dia mah." Papa Fredickson tak sengaja menyinggung soal Prilly.

"Pa! Icha gak suka Papa bicarain Prilly di depan Icha. Oh ya satu lagi Icha mau kuliah lagi." ujar Risa kembali kekamarnya.

Di tempat yang berbeda terlihat dua sejoli sedang bersender pada satu pohon yang sama.

Menunggu jam pulang sekolah, Prilly memilih ketaman belakang yang kini menjadi tempat favoritnya. Tak sendiri ia ditemani oleh sang kekasih—Ali.

Pasalnya saat ingin keluar kelas Prilly kepergok oleh Ali. Ali memaksanya untuk tetap dikelas tetapi Prilly tetap kukuh pendirian ingin keluar kelas.

Dengan sedikit cek-cok akhirnya Prilly mengajak Ali keluar kelas walaupun sempat ditolak keras oleh Ali.

"Masuk kelas!" perintah Ali sekali lagi.

"Gak."

"Lo kok ngeyel,"

"Suka-suka."

"Masuk kelas darl! lo mau didik anak pakai apa kalau kepinteran lu minim."

"Gue udah pinter." Prilly meninggalkan Ali sendiri di depan kelasnya.

Perkataan Ali yang membuat Prilly tersinggung sehingga Ali mengikuti Prilly, tetapi bukan untuk minta maaf melainkan memanfaatkan kesempatan.

Setaunya, Prilly itu jika sedang mode ngambek akan diam, jadi jika ia berlaku yang plus-plus pada Prilly, ia tetap akan diam tak menolak bukan juga menerima mungkin menikmati. Hanya maybe.

MY FIANCEE [END?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang