M Y F I A N C E E 23
- MAMA -Beberapa orang pergi dari kehidupanmu tetapi bukan berarti kisahmu berakhir. Sesungguhnya yang berakhir hanyalah bagian mereka dalam kisah hidupmu.
ZX
OnlineNona, Nyonya sudah sadar. Segeralah kerumah sakit. [05.15 a.m]
Mata Prilly terbelalak kaget. Rasa senang dan tak percaya membaur menjadi satu. Untuk pertama kalinya Prilly tersenyum karena melihat ponsel.
Bangun tidur, Prilly tidak perpikir akan mencuci wajahnya atau berkumur lebih dulu. Dia segera berlari meloncat dari tempat tidur menuju kamar Ali. Prilly bernafas lega, untung kamar Ali tidak dikunci. "Ali...," Prilly naik ke kamar tidur Ali. Mengguncangkan tubuh Ali berharap dia segera bangun. "Apa sih," gumam Ali tak sadar. "Ali bangun, plisss...," ucap Prilly lembut yang dibuat-buat. Perlahan namun pasti mata Ali menerjap. "Sayang...,"
"Ali, ayo bangun. Anterin aku kerumah sakit," Ali terjengit kaget. "Siapa yang sakit?" refleks Ali terduduk sambil memegang kedua bahu Prilly. Prilly bangun dari tempat tidur Ali. Menarik Ali dengan sekuat tenaga. "Ayo, Ali...," karena Ali yang masih lemas Ali berdiri dengan tubuh lunglai. "Coba jelasin dulu. Jangan buru-buru gini,"
"Ali, Mama bangun," ucap Prilly dengan mata berbinar. Raut wajah bahagia tak bisa Prilly tampik. Ali yang awalnya masih bermalas-malasan ikut membinarkan mata. Prilly bahagia ia tak kalah juga ikut bahagia. "Oke, sekarang gue harus gimana?" kan-kan, malah suaminya yang panik, eh...
"Ayo, kerumah sakit," Prilly lagi-lagi menarik Ali, sampai didepan pintu Ali baru sadar. "Sayang, gue telanjang dada gini?" Prilly menggelengkan kepalanya. Astaga, dirinya juga juga sekedar memakai piyama Doraemon bekas ia tidur tadi malam. Tapi, ah bodoamat. Yang penting ketemu, Mama dulu.
Prilly berlari mengambil jaket kulit Ali yang tergeletak diatas tempat tidur Ali. Tanpa memakai kaos, Prilly memakaikan jaket itu pada Ali tanpa menaikan lebih dulu resleting jaket itu. "Udah, ayo," Prilly menyerahkan kunci mobil yang sedari tadi ia pegang.
Prilly bersandar bahu Ali untuk sedikit menghilang rasa cemasnya dan mengurangi rasa senang yang membuncah. "Yang, dada gue kelihatan loh. Lo mau aset kesukaan lo dilihat orang banyak," ucap Ali memancing keheningan.
"Sampai disana kancing resletingnya. Tolol! Punya tangan juga," Prilly abis makan cabe ya? Duh, pedes amat ngomongnya. Eh ya, kalau ada yang tanya bawahan Ali apa jangan mikir itu boxer atau cuma celana dalam. Bukan! Salah besar. Ali pakai celana pendek levis. Untunglah, tadi malam dia sedang mode-on malam berganti dengan boxer
"Mbak, pasien bernama Andara Fredickson masih diruang yang sama?"
"Sebentar, Mbak saya cek dulu...oh masih mbak," dengan cepat Prilly menarik tangan Ali lagi. Duh, Ali kek kambing ya perasaan?
Sampai disana, Prilly tak hanya melihat OmaNya dan beberapa bodyguard tetapi juga ada sang Papa dan kakak kandungnya. "Saya ingin bertemu dengan Mama saya," ucap Prilly sangat lirih. Entah dia berbicara kepada siapa. Yang pasti dia berniat baik meminta izin terlebih dahulu.
"Tidak," tentang Papa Fredickson keras.
"Apa hak kamu melarang anak bertemu ibu kandungnya Fredi?" Papa Fredickson menciut. Dengan senyum Oma Fradela mempersilahkan Prilly masuk keruangan Mama Andara. Prilly sempat menatap Ali sebentar. "Iya, Nak Ali juga boleh masuk,"
KAMU SEDANG MEMBACA
MY FIANCEE [END?
RomanceFanfiction - Romance Highrank : 1 #aliando [9 Februari 2020] 1 #aliandooo [9 Februari 2020] 1 #ali [30 Juli 2021] 1 #prillylatuconsina [1 Agustus 2021] "Kita emang tunangan tapi gak berarti h...