MY FIANCEE 24
- SELAMAT DATANG -Peti jenazah sudah diantar ambulance menuju ke pemakanan. Di sini— di rumah kebanggan Tuan Fredickson, Prilly masih menangis dengan kerasnya bahkan tanpa sadar Prilly memekik. Entah dengan apa Prilly harus melampiaskan rasa sakitnya kehilangan.
Oma Prilly dan kakak Ali yang mendengar ikut menangis. Bukan karena tidak ikhlas akan kepergian Mama Andara, tetapi mendengar tangis seorang anak kehilangan ibunya selama-lamanya.
Bertemu pada satu waktu dan diwaktu itu juga pertemuan berakhir perpisahan untuk selama-lamanya. Kakak Ali merasa beruntung, setidaknya ia pernah merasakan kasih sayang seorang ibu terhadapnya.
"Berhenti nangis! Kalau tetep nangis, aku gak bakal izinin kamu ke kuburan Mama Andara." tegas Ali. Sebenarnya Ali tidak ingin berkata seperti itu, namun jika didiamkan Prilly tidak akan mungkin berhenti menangis sampai di kuburan nanti.
"Siapa kamu ngatur-ngatur saya? Kamu tidak merasakan apa yang saya rasakan Garis bawahi itu!"
"Prill, jangan mulai gila deh!" Ali tidak suka dengan perkataan Prilly barusan. Seakan Prilly hanya sendiri. Bahkan dari tadi banyak orang menatap iba Prilly dan ikut menangis. Banyak orang bahkan dirinya yang berusaha mengerti Prilly, tetapi Prilly sendiri yang sulit dimengerti untuk situasi sekarang.
"Iya saya gila. Kenapa memang? Mau meninggalkan saya juga? Silahkan! Semua saja pergi. Saya memang sudah sepantesnya sendiri!" tangisan Prilly makin kencang. Pikirannya bukan hanya tentang sang Mama, tetapi juga membayangkan jika Ali benar-benar pergi dari sisinya.
"Udah? Ngomongnya udah? Sekarang, dengerin gue baik-baik. Mama lo tau apa yang lo lakuin sekarang. Lo nangiskan? Artinya lo sedih. Dan Mama lo juga ngrasain itu. Bahkan lebih sakit dari apa yang lo rasain saat ini. Disana Mama lo pengen bahagia bukannya malah nanggung sakit dari lo. Sedih boleh tapi jangan keterlaluan. Sekarang, berhenti nangis terus kita jalan ke makam. Kalau masih nangis. Gue kelonin lo di kamar sekarang juga!"
Terkejut dengan ucapan Ali. Secara tiba-tiba Prilly menghentikan isakannya. Pertama karena dia ingin ke makan Mamanya, kedua karena dia tidak mau dikurung dikamar bersama Ali, terakhir Prilly juga tidak mau Mamanya tersiksa disana.
Ali menghapus sisa-sisa air mata Prilly dengan tangan kirinya, tangan kanannya ia gunakan untuk menarik tangan Prilly masuk ke dalam mobilnya.
"Ingat, di kuburan jangan sampai nangis!"
Sampai proses pemakanan selesai, Prilly menepati perkataan Ali untuk tidak menangis. Namun, sebagai bentuk pelampisan hati, Prilly mencengkram tangan Ali dengan kuat. Tidak peduli keluhan Ali yang merasakan sakit.
Orang-orang mulai beranjak dari pemakanan Mama Andara. Sekarang tersisa Prilly dan Ali.
Prilly berjongkok di hadapan makan Mama Andara. Mengusap batu nisan bertulis Alm. Andara Senja. Bayang senyum Mama Andara tadi pagi masih begitu melekat diotak Prilly. Ia pikir senyum itu akan menemani hari-hari Prilly selanjutnya. Ternyata itu untuk pertama dan terakhir Prilly melihat senyum Mama Andara. Tragis sekali memang. Takdir tuhan begitu kejam kepadanya. Selalu penderitaan hati yang ia dapatkan. Mama, yang menurut Prilly sebagai obat pun telah mati terenggut takdir.
"Ayo pulang. Kapan-kapan lagi lo bisa kesini. Bahkan setiap hari pun gue siap antar."
"Ayo ...." bujuk Ali tak gentar.
Prilly mengangguk. Tangan Ali membantu Prilly untuk berdiri dan berjalan menuntun Prilly yang lemah.
"Ali sa ... kit." sampai dimobil Prilly memeluk erat Ali dari samping. Seolah ingin berbagi luka dengan Ali. Tidak masalah, Ali menerima itu. Yang bisa Ali lakukan sekarang adalah membalas pelukan Prilly. Ali belum bisa berkata banyak, pikiran Prilly masih belum jernih. Pasti akan sulit mencerna perkatannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY FIANCEE [END?
Любовные романыFanfiction - Romance Highrank : 1 #aliando [9 Februari 2020] 1 #aliandooo [9 Februari 2020] 1 #ali [30 Juli 2021] 1 #prillylatuconsina [1 Agustus 2021] "Kita emang tunangan tapi gak berarti h...