M Y F I A N C E E EIGHTEEN

6.2K 564 51
                                    

M Y F I A N C E E 18
- BUKTI? -

Note : special part Ali Prilly.

***

Brukkk. Ali mendorong kasar tubuh Prilly hingga terlentang tepat diatas kasur tempat tidur apartemen Prilly. Sebelum Prilly bergerak, Ali sudah lebih dulu menindih tubuh Prilly. Kedua lengan Ali sebagai tumpuan agar sepenuhnya tidak menindih tubuh mungil dibawahnya itu.

"Perasaan tadi malem lo baik-baik aja. Kenapa sekarang jadi kek macan lagi? Apa salah gue? Gue juga gak aneh-aneh hari ini," Ali menatap netra Prilly yang juga menatapnya tak kalah tajam.

Jarak bibir mereka tinggal beberapa centi lagi. Prilly yang bungkam membuat Ali ingin melahap habis bibir tipis itu agar segera berbicara. "Gue gak butuh kediaman lo! Mana nih yang katanya 'fuck you'?" Ali tersenyum menyeringai.

"Jangan sentuh gue!" bibir mereka tadi sempat menempel. Belum juga beberapa menit, bibir mereka terlepas akibat serangan brutal Prilly dengan mendorong dada Ali sampai Ali terjungkal kebelakang. Prilly tak menyia-nyiakan kesempatan ia berdiri ingin berlari.

Baru mau melangkah tangannya sudah dicekal oleh tunangannya itu. Prilly menoleh kearah Ali, menatap dengan tatapan 'permusuhan'. Tapi yang ditatap tak menatapnya justru cowok itu memandang kearah lain---yaitu rok seragamnya.

"Mesum," gumam lirih Prilly. Ali tersenyum---bukan karena gumaman Prilly tapi ini lebih---ah astaga...ini adalah hari yang...memalukan untuk gadisnya ini. "Sayang...," Ali menarik tangan Prilly. Prilly yang belum siap akhirnya jatuh dipangkuan Ali. Ali sendiri sadar tindakkannya ini memang beresiko tapi apa boleh buat?

Prilly yang masih kaget belum sepenuhny merespon apa yang Ali tadi ucapkan. Ali terkekeh, tangan satunya ia arahkan untuk memegang dagu Prilly untuk ia putar agar melihat sesuatu. "Sayang itu apa?"

Hening

.

.

.

Prilly melototkan matanya sampai mau keluar--ck canda. Astaga ingin rasanya ia simpan wajahnya di dada bidang Ali, tak mau keluar sekalian. Ali membawa kedua tangannya memeluk dada Prilly yang masih syok---melihat bercak darah dikasur tepat tadi Prilly sempat berbaring. Ah---rasanya ia malu untuk menatap Ali lagi.

"Duh serem ya, kamu haid aja udah kek ibu-ibu hamil. Gimana kalau kamu ngidam nanti? Jadi apa aku kalau gak nurutin kemauan kamu?" Prilly tidak menghiraukan ucapan Ali, justru dari mimik wajahnya tersirat seperti orang sedang mengkhawatirkan kekasihnya. "Ali, celana lo?" ini yang Ali mau. Suara lembut Prilly bukan yang kasar tadi.

"No problem, dear. Bukan masalah besar. Ya udah berdiri dulu kamu bersih-bersih sana. Kaki aku udah kayak ada lengket-lengketnya gini," Ali ini kelewatan jujur. Prilly yang semakin malu langsung berlari kekamar mandi tanpa memperdulikan keadaan Ali sekarang. "Ish, cewek gue tuh,"

Ali menatap nanar celana panjang yang sehari-harinya ia pakai ke sekolah. Celana inilah menemani Ali dalam suka duka---terutama untuk menutupi sesuatu untuk istrinya kelak dan sekarang terdapat lagi kenang-kenangan berharga. Celana ini punya cerita. Pasti lucu jika suatu saat nanti ia kembali bercerita kejadian ini pada Prilly.

Ali melepas ikat pinggangnya lalu menarik celana panjang bekas darah kotor tunangannya tadi lalu ia lempar kedalam ranjang kotor pakaian Prilly. Ali sekarang hanya memakai boxer bercorak spongebob dan beberapa ada gambar doraemonnya juga. Wkwkwk produk mana tuh?

MY FIANCEE [END?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang