M Y F I A N C E E 22
- DAMAI DAN PERGI -***
"Bawa pakaian yang jadi kesukaan lo aja jangan semuanya," Prilly seperti tutup kuping. Tidak mengindahkan apapun ocehan Ali dari tadi. "Yang, bisa cepet gak? Laper gue. Punya camilan apa lo?" Ali berdiri dari duduknya. Berjalan mendekati tunangannya yang sedang menyusun pakaian kedalam koper. "Apaan sih," judes Prilly ketika Ali ikut duduk dibelakangnya dan memeluknya dengan erat. "Jangan galak-galak,"
"Bodoamat!"
"Mrs Cold," Prilly diam. Ada tidaknya Ali disampingnya memang tidak berguna sama sekali. Coba saja jika lelaki normal pada umumnya pasti akan membantu daripada hanya memerintah seenak jidat.
"Gue laper. Lo inisiatif kek buatin gue mie instan atau apa gitu. Gue tau sih lo gak bisa masak tapi masa juga gak bisa buat mie. Kalah sama gue," Ali ini menyuruh apa meremehkan sih? Kok gak ada bedanya. Dasar tengil!
"Gue capek. Inisiatif bantuin kek daripada ngoceh aja gak ada gunanya. Kalau lo pinter tuh buat mie instan. Gue masakin juga ya," Ali semakin mempererat pelukannya. "Duh, seneng deh. Kamu kalau ngomong udah mulai panjang sekarang. Virus gue cepet banget nyebarnya,"
Prilly menutup pintu almari tempat ia menyimpan pakaian-Nya selama ini. "Udah selesai. Cepet berdiri," bukannya menuruti perintah Prilly, Ali justru malah meletakkan kepalanya di cerukan leher Prilly dari belakang. Menunggu Ali mengindahkan perintahnya, Prilly menutup resleting kopernya. Dengan sekuat tenaga ia berdiri agar Ali melepaskan pelukannya. Prilly berhasil berdiri namun Ali juga tetap semakin kuat memeluknya.
"Aku bisa khilaf loh, yang...,"
"Nikah yuk!"
"Nikah buat apa? Bikin anak? Banyak yang cewek diluar sana mau dihamilin lo. Jangan sama gue!" Prilly menyentakkan tubuh Ali begitu kasar sampai Ali terbentur almari disampingnya.
"Kenapa sih dia? Sensitif banget kalau bahas nikah. Tujuan pacaran sama tunangan kan nikah terus anak. Apa yang salah?" gumam Ali bingung. Beberapa hari ini Prilly suka cuek tiba-tiba kalau bahas nikah. Ada apa? Kenapa? Apa Prilly tidak mencintainya? Em, sepertinya tidak mungkin.
"Udah jangan ngambek. Iya, aku gak bakal bahas-bahas nikah lagi. Nunggu kamu lulus pokoknya," Ali mencoba membujuk Prilly yang kini sedang duduk manis di depan televisi. Jika berpikir Prilly menonton televisi, salah besar! Prilly sedang memainkan handphone-Nya. Si tv cuma jadiin pajangan aja.
"Sayanggkuu. Mandi terus ganti baju. Kita pulang kerumah terus makan terus istirahat. Sana, keburu malem nanti kamu ngantuk. Aku suka ngilu kalau ngegendong kamu," jujur Ali dengan tampang polosnya.
Prilly berjalan melewati Ali begitu saja tanpa melepaskan handphonedari tangannya. "Daripada ngajak mandi hp mending aku aja yang kamu ajak mandi," Ali si Scorpio---cemburu dengan handphone yang selalu Prilly pegang.
Prilly sudah siap dengan rok mini berwarna hitam dipadukan dengan switer panjang bermotif Spongebob. Dengan menenteng dua koper, Ali sudah menunggu di depan pintu. Kalau ditanya...Apa Ali sudah mandi? Jawabannya adalah sudah saat Prilly menyusun pakaiannya tadi.
"Yuk...," ajak Ali sambil menarik salah satu koper yang Prilly bawa. Diikuti Prilly yang berjalan santai dibelakang Ali.
Sebelum Ali menjalankan mobilnya lebih dulu Ali berpesan, "Jangan ngantuk ya," ucap Ali sambil mengusap lembut rambut Prilly yang ia kucir.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY FIANCEE [END?
RomanceFanfiction - Romance Highrank : 1 #aliando [9 Februari 2020] 1 #aliandooo [9 Februari 2020] 1 #ali [30 Juli 2021] 1 #prillylatuconsina [1 Agustus 2021] "Kita emang tunangan tapi gak berarti h...