MY FIANCEE [END?

M Y F I A N C E E EIGHT

M Y F I A N C E E
- CERITA PRILLY ANDARA -

***

Prilly menerjapkan matanya. Mencari titik cahaya agar dapat menyesuaikan pandangannya.

Tak lama seorang laki-laki membuka pintu membawa segelas susu dan beberapa lembar roti bakar ditaruhnya didekat meja tempat tidur Prilly. Ali?

"Udah enak? Tidur hampir dua hari," Ali menatap Prilly sinis.

"Dua hari?" tanya Prilly kembali.

Ali mengangguk, ia mulai naik keranjang lalu duduk di samping Prilly sambil merengkuh Prilly seperti tidak ingin kehilangan. "Jangan kayak gitu lagi bikin panik tau gak." ucap Ali meletakkan kepalanya dicerukan leher Prilly.

Prilly memaksakan mengingat apa yang membuatnya tidur hampir dua hari.

Ali ke apartemennya.
Ali pulang.
Damn! Shiit

Prilly ingat perempuan itu!

Pembunuh!

Terbesit satu kata yang membuat dirinya ingin mengakhiri hidupnya. Bodoh.

Gelengan kepala dari Prilly membuat Ali menyingkirkan kepalanya dari leher Prilly.

Ali menatap Prilly sendu, "Kenapa lagi?"

"Saya bukan pembunuh." lirih Prilly sangat pelan tapi Ali masih tetap mendengarnya.

"Iya, lo hampir bunuh hati gue kalau lo gak bangun." Ali kok jadi bucin?

Prilly tak menghiraukan perkataan Ali. Prilly menunduk meneliti sesuatu. Pakaiannya sudah terganti!

Prilly menatap Ali tajam. "Kamu yang ganti pakaian saya?"

"Bukan gue tapi kakak gue." elak Ali.

"Bohong."

"Udah ah gak penting. Sekalipun gue gak masalahkan?" Ali menatap Prilly dengan senyum misterius.

Membalik kebelakang Ali mengambil nampan yang berisi susu dan roti untuk Prilly makan.

"Makan dulu. Lo gak laper?" Ali mengambil satu lembar roti dengan selai kacang kesukaan Prilly.

Prilly mengambil roti itu. "Saya tidur berapa hari?" sambil mengunyah Prilly bertanya.

Ali mengangguk seolah siap menceritakan sesuatu pada Prilly, "Malem kemarin waktu lo pingsang sampai malem ini lagi. Lo tau gak gue kira lo tadi gak bangun." ungkap Ali.

"Terus?" Prilly belum sepenuhnya puas dengan cerita Ali.

"Nabrak."

"Bodoamat."

Sebenarnya dalam benak Prilly bertanya mengapa ia tak berada di rumah sakit. Tidak, Prilly tidak mengharapkan itu juga hanya saja ....

"Kenapa lo gak di RS. Karena lo gak begitu parah-parah amat." Ali setan!

Prilly mengangguk menatap roti yang tadinya masih banyak tinggal satu lembar dimakan Ali.