MBF | CHAPTER 22

1K 49 11
                                    

Maaf kalau typo

Berakhir

Ini berakhir tapi bukan selesai

Leora hanya bisa diam dibalik punggung Alfa, ia tak menyangka bahwa adiknya yang sedingin es dan sekeras batu kali ini bisa membelanya dengan begitu gentle.

"Gue tadi udah bilang sama Leora kalau dia bakal pulang sama gue" bela Jovan pada akhirnya setelah memperhatikan Leora.

"Gue gak bakal lepas kakak gue sama laki-laki kayak lo bang" Alfa mendorong tubuh Jovan lalu menarik tangan Leora untuk masuk ke mobil.

Lagi hari ini Leora melihat Alfa yang lain, ternya Alfa yang dikenal dingin itu punya hati yang hangat.

"Gue bakal bilang sama papi dan mami kalau pertunangan Lo sama bang Jovan harus diputuskan" ujar Alfa santai.

"Hah, maksud lo apaan?" Tanya Leora.

"Seperti yang gue bilang kemarin kalau gue bisa lihat lo selalu tersakiti" jawabnya santai dan lugas.

"Fa, gue gak pernah minta untuk pertunangan ini di putuskan Lo tahu 'kan gue sayang sama dia".

Alfa mengerem mobil itu didepan rumah mereka.

"Gue bakal bilang malam ini sama mami sama papi" Alfa turun dari mobil meninggalkan Leora.

"Fa, lo apa-apaan sih, Fa" Leora mengejar Alfa yang masuk kedalam rumah.

Leora terlambat Alfa sudah menutup pintu kamarnya itu berarti ia tak akan mendengarkan Leora yang mengomel didepan pintu kamarnya.

💍

Malam ini Jovan berada di rumah orang tuanya, karena biasanya ia lebih suka menyendiri di apartemen yang ia minta dari ayahnya. Namun malam ini ia ingin bersama keluarganya.

Jovan duduk di sofa memperhatikan Rara yang sedang asik sendiri dengan rubiknya.

"Aduh, kak nih bantuin Rara" Rara menyerahkan rubiknya pada Jovan.

Jovan mengerutkan keningnya, ia bahkan tak pernah bermain benda berbentuk kubus itu sebelumnya.

"Kakak gak bisa main ginian" jawabnya.

"Yah cemen ah".

Jovan mengusap rambut gadis yang sekarang duduk di kelas satu SMP itu, baginya Rara akan tetap gadis kecil yang dulu suka ia ganggu, tapi sekarang malah terasa begitu jauh jarak antara mereka. Jovan teringat ucapan Alfa tadi siang memang benar ia tak akan membiarkan ada laki-laki yang menyakiti Rara.

"Jovan, Rara yok makan" terdengar suara Diana yang datang dari arah dapur.

Rara langsung berdiri dan bergegas menuju meja makan, sementara Jovan.

Meja makan kini dalam formasi lengkap, ada Mama, Papa, Jovan juga Rara, karena biasanya selalu minus Jovan yang asik dengan dunianya sendiri.

"Mama seneng deh malam ini kita lengkap, jarang banget kayak gini" ujar Diana memecah keheningan di meja makan.

Jovan hanya tersenyum simpul.

"Nih gara-gara kakak yang jarang banget pulang, padahal Rara kangen tau" timpal Rara.

Jovan kembali mengusap rambut adinya itu.

"Yaudah sekarang kakak 'kan udah disini, nanti ngobrol sama kakak, sekarang makan dulu" ujar Devon. Setelah itu keempatnya menghabiskan makan malam mereka.

My bad boy FianceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang