MBF | CHAPTER 18

930 45 10
                                    

Ternyata sakit
.

Ternyata sakit ya cinta ditolak itu dan cinta bertepuk sebelah tangan itu pedih

Jovan menggandeng gadis bertubuh mungil dan berambut panjang sedari parkir hingga ke kelas gadis itu.

"Makasih kak" ujar Dinda ia melepaskan tangan Jovan.

Begitu bahagia sekali hati Dinda setelah ia resmi menjadi pacar Jovandra Adrien Brody beberapa hari yang lalu.

Jovan mengacak rambut Dinda sebelum meninggalkan gadis itu.

Setelah dari kelas Dinda, Jovan tidak menuju kelasnya melainkan roof top sudah lama ia tidak nongkrong di ketinggian enam meter diatas permukaan bumi.

Disini tenang, nyaman tak ada suara bising yang akan mengganggu dirinya, sebatang rokok ia keluarkan dan sebuah korek, namun ketika ia hendak menyalakan rokoknya ia teringat dengan Leora, cewek manja dan cerewet itu mendadak lewat di pikirannya.

"Lo lagi bayangin gue yah?"

Jovan langsung membuang puntung rokoknya ketika suara itu menyusup gendang telinganya.

"Ngapain lo disini?"

"Lagi nyariin tunangan gue, dari tadi gak ketemu" jawab Leora lalu duduk di samping Jovan ikut menjuntai kan kakinya di ketinggian roof top.

"Gue udah cuek sama lo, kenapa lo masih mau baik sama gue?".

Pertanyaan itu membuat Leora mengernyitkan keningnya, ia sendiri bahkan tidak tahu harus bagaimana ia menjelaskan pada Jovan kenapa ia tetap baik meski sifat Jovan terkadang baik terkadang membuat hati jengkel.

"Gue juga gak tahu kenapa gue tetap baik sama lo?"

Jovan menatap kosong kearah depan memandang jauh entah kemana, pikirannya melayang tak tahu arah.

"Jo, kenapa Lo lebih milih Dinda dibanding gue?"

Jovan tak bisa menjawab pertanyaan Leora, ia pun tak tahu kenapa tiba-tiba punya pemikiran untuk menjadikan Dinda sebagai pacarnya.

"Lo kepo banget sama kehidupan gue" ketus Jovan.

"Harus 'kan gue calon istri lo"

Jovan mengerutkan keningnya melihat tingkah Dinda, Jovan berusaha untuk membuat gadis manja ini menjauh dari hidupnya, tapi sekarang ia malah selalu muncul tanpa diminta.

"Le, lo bisa nggak ngejauh dari gue?" Tanya Jovan.

Leora diam, ia tak pernah berharap kata-kata itu muncul dari dan terdengar di telinganya, namun sekarang ia harus mendengar kata yang mulai terasa menyakitkan di hatinya.

"Gue balik ke kelas duluan Jo" Leora pergi meninggalkan Jovan yang menatap punggung  Leora yang semakin mengecil dan menghilang di balik pintu roof top.

💍

Leora duduk di mejanya, bel istirahat sudah berbunyi sekitar lima menit lalu namun ia sangat enggan untuk sekedar meninggalkan tempat duduknya.

"Lo beneran gak mau ke kantin?" Tanya Aura.

"Males gue ketemu sama mereka" jawab Leora asal.

"Mereka siapa?"

"Udah sana kalau mau kekantin ajak yang lain, jangan gue gak bisa lepas banget Lo dari gue" Leora mendorong paksa Aura dari hadapannya.

Dengan perasaan bingung Aura pergi meninggalkan Leora yang sibuk dengan lamunannya.

Ternyata diam dikelas selama jam istirahat tak bisa dilakukan oleh Leora, memang dasar dia anaknya gak bisa diam.

Dan disinilah dia sekarang duduk bersimpuh bawah pohon beringin besar di belakang sekolah, walaupun ada mitos di pohon beringin tersebut tak mempengaruhi Leora, baginya saaat ini ketenangan adalah yang paling utama.

"Gue gak nyangka ditolak itu sesakit ini, dan cinta bertepuk sebelah tangan itu sepedih ini" batin Leora sendirian, ini pertama kalinya Leora benar-benar patah hati dengan orang yang ia sayangi.

"Astagfirullah, gue pikir cerita pohon beringin ini beneran" Bayu langsung duduk di sebelah Leora.

"Ngaco lo, gue secantik ini lo bilang penunggu pohon".

Bayu hanya tertawa, sudah biasa baginya mendengar Leora bicara narsis seperti itu.

"Lagian dari sekian banyak tempat, ngapain lo nongkrong di sini?"

"Gue lagi nyari ketenangan"

"Sok-sok an lo cari ketenangan, biasanya lo biang masalah" Bayu bicara dengan nada meledek Leora.

Leora jengkel dengan ucapan Bayu "ngomong apaan lo?, biang masalah bukannya lo sama geng lo itu yang biang masalah"

cerocos Leora panjang lebar karena tak terima dikatai biang masalah oleh Bayu.

Bayu hanya bisa tertawa renyah ketika jari-jari lentik Leora memukuli lengannya.

"Le, lo masih suka gak sama gue?"

Leora menghentikan aksinya, pertanyaan apa itu sungguh tidak bermutu.

"Ya gak lah" jawab Leora lantang dan yakin.

"Kalau gue masih suka sama lo gimana?" Wajah Bayu serius tak ada terlihat candaan dari wajah cowok manis itu.

"Ngaco lo, gue udah anggap lo sahabat gue, sama kayak Aura sama Billa" jelas Leora.

"Tapi gue anggap lo lebih dari itu" Bayu yakin dengan ucapannya, memang benar adanya bahwa ia masih punya perasaan pada Leora, dan selama ini adalah cara ia menutupi rasa tersebut.

"Bay, gue gak bisa gue udah suka sama seseorang dan gue udah tunangan" jelas Leora, bodoh amat jika ia dimarahi Jovan karena bilang pada Bayu.

"Tunangan?, lo jangan coba bodohin gue Le"

"Gue beneran, tunangan gue Jovan" jujur Leora, ia tak ingin Bayu masih berharap padanya karena sekarang ia hanya sayang dan suka pada Jovan.

"Jovan?, Itu lebih ngaco lagi"

"Kalau lo gak percaya itu hak lo, yang jelas gue emang tunangan Jovan"

Leora pergi meninggalkan Bayu yang terlihat masih tak percaya dengan apa yang diucapkan oleh Leora.

💍

Jovan duduk di sofa menonton kartun favoritnya, sponsbob si kuning yang menghibur dengan keluguannya.

Ia memegang pigura Billa, gadis itu tersenyum lebar tanda bahwa ia sangat bahagia ketika itu.

"Bill, aku udah coba move on dari kamu, tapi kenapa gak bisa?" Gumam Jovan pada foto yang pegang.

"Ternyata gak gampang ya berhenti mencintai" suaranya pilu, seorang Jovan yang cuek dan judes juga bisa mengeluarkan air mata.


TO BE CONTINUED

HOLA, I'M BACK
GIMA SAMA CHAPTER INI MAAF PENDEK KARENA HANYA DAPAT INSPIRASA SEGITU😂

My bad boy FianceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang