◀MISSION 46▶

163 7 1
                                    

Pagi punya cara untuk kembali, malam punya rahasia yang hanya cukup sampai di sini. Aku, mungkin akan pergi. Namun untukmu, masih banyak ketidaktahuan yang perlu kamu cari.

***

Sebuah mobil hitam berhenti dengan cara kasar di pinggir hutan yang begitu lebat. Orang-orang yang berada di dalam mobil pun keluar, lebih tepatnya sedang melihat tempat di mana sekarang mereka berada.

"Kenapa ke sini? Di mana Farrel?" Kayla bertanya. Bercak air mata yang berada di wajahnya masih terlihat.

Satria sekilas menoleh. "Nanti lo tau sendiri." Hanya itu, lalu cowok itu berjalan memasuki hutan. Diikuti Kayla dan Dipta yang masih bingung akan maksud Satria tadi.

Langit masih cerah, matahari juga masih menampakkan diri di angkasa, tapi di tengah hutan seperti ini, cahaya menjadi hal yang sulit untuk mereka temukan. Beberapa ranting yang menghalangi perjalanan mereka cukup membuat tangan mereka harus berkorban tergores kayu. Tumbuh banyak tanaman liar di sini, membuat mereka harus behati-hati dalam menapakkan kaki.

Perasaan Kayla campur aduk. Dirinya tiba-tiba saja menghentikan langkah di saat Satria juga berhenti. Cowok itu terlihat sedang menelepon seseorang. Suaranya tidak bisa Kayla dengar dengan jelas.

"Sebenarnya lo kenapa sih ngajak kita ke sini? Di mana Farrel?"

Satria berbalik setelah menutup teleponnya. "Ada."

"Ya, di mana?" Kayla merasa kesal.

Satria diam, belum juga mau menjawab sampai langkah kaki Dipta berjalan maju ke arahnya. Cowok itu menatap Satria tajam dengan kedua matanya yang tegas.

"Kalo lo benci sama Farrel, nggak gini caranya, Ya," ujarnya.

Satria mengernyit. "Gue emang nggak suka sama Farrel, tapi kalo buat nyulik dia, itu bukan cara gue."

Dipta menghela napas panjang. Ia memejamkan mata, mengontrol diri untuk mengendalikan emosi. "Di mana Farrel?"

"Ada—"

"Ya, di mana Farrel?!" bentak Dipta tidak sabar. Hal itu membuat Satria dan Kayla tersentak. Pasalnya, mereka tak pernah melihat Dipta semarah ini.

Satria terdiam bungkam. Tangannya kemudian terangkat ke samping dengan satu telunjuk mengarah pada sesuatu. Yang kemudian Dipta sadari bahwa Satria tengah menunjuk kumpulan ilalang yang menjulang tinggi.

"Ada apa di sana?" Satria tidak menjawab, ia mengalihkan pandangannya ke bawah.

Tanpa basa-basi, Kayla berjalan menuju ilalang tersebut, yang tingginya hampir menyamai tubuhnya. Tangan cewek itu menyibak ilalang tersebut dengan keras, di mana setelah itu Kayla melihat sebuah gubuh kayu yang terletak di tengah-tengah hamparan tanah yang luas.

Di saat cewek itu hendak melangkahkan kaki, lengannya ditahan oleh seseorang.

"Jangan," ujar Satria. "Jangan ke sana, tunggu polisi datang."

"Emang kenapa?"

Tidak menjawab, Satria malah semakin menarik tubuh Kayla ke belakang.

"Kenapa harus nunggu polisi? Farrel ada di sana?" Kayla menggoyangkan lengan Satria. "Jawab, Ya? Apa Farrel ada di sana?"

Kayla dan Dipta sama-sama sedang menunggu jawaban cowok itu. Hal yang cukup mengejutkan adalah ketika mereka harus mendapatkan sebuah anggukan kepala.

Triangle Mission (Completed) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang