Tentang apa kita ini adalah tentang perjalanan hati. Tentang kita yang kadang lupa di mana asalnya. Tentang kita yang sudah pasti bodoh perihal mencinta.
***
Cewek itu menggoyangkan benda padat berbahan tanah liat berbentuk ayam. Hingga menimbulkan suara gemerisik dari dalam.
"Ini apaan, ya?" gumam Kayla, "kok, ada di kamar gue? Perasaan gue nggak pernah nabung, deh."
Kayla terdiam sebentar, kemudian terkekeh. "Mau nabung gimana? Punya uang sedikit aja udah gue beliin mie ayam. Terus ini punya siapa, dong. Kalo gue pecahin entar malah gue buat makan mie ayam. Terus kalo habis nanti gue dimarahin sama yang punya."
Ia merutuk kesal. "Punya siapa, dong, ini? Gue laper, nih."
Pintu kamarnya berbunyi. Seseorang mengetuknya dari luar.
"Siapa?" teriak Kayla.
"Ini Mama, La."
Kayla tergelak. Ia kemudian meletakkan celengan itu di atas kasur,lalu melangkah mendekat pintu. Dibukanya pintu itu dengan wajah tersenyum. "Eh, Mama. Kayla kira siapa."
Shinta mengernyit. "Emang siapa? 'Kan di rumah ini cuma ada Mama sama kamu."
"Mbak Tatik?"
"Mbak Tatik udah pulang ke rumahnya."
"Oh, ya? Kok, cepet banget, Ma? Bukannya hari ini Mbak Tatik harus lembur, ya, bantuin Mama nyelesaiin pesenan roti?"
"Enggak. Mbak Tatik tadi izin mau ngurus persiapan pernikahannya dia."
Kayla tergelak. "Nikah? Mbak Tatik mau nikah? Sama siapa? Kok, Kayla nggak tau?"
"Emangnya kalo mau nikah Mbak Tatik harus bilang kamu dulu, ya?"
Kayla menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. Ia menyengir kuda. "Bukan gitu, Ma. Kayla nggak nyangka aja kalo mau nikah. Padahal satu bulan lalu Mbak Tatik sendiri yang bilang kalo dia jomlo. Di depan Farrel lagi."
Mendengar itu Shinta tertawa. "Itu Mbak Tatik lagi modus." Kayla ikut tertawa.
Mamanya berjalan memasuki kama. Shinta duduk di bibir kasur menemukan sebuah celengan yang terlihat familiar.
"Kamu nabung?" ujarnya, "tumben."
Kayla menutup pintu kamar dan berjalan menuju Shinta. "Tadi aku iseng gitu bongkar-bongkar lemari buat dibersihin. Eh, aku malah nemuin celengan itu di belakang lemari. Aku cek, kayaknya masih ada uangnya, Ma, di dalem. Mau aku ambil isinya, tapi aku bingung itu punya siapa."
Shinta berkerut dahi. Sepertinya ia juga tidak tahu itu punya siapa.
"Mau dibuka?" tawarnya pada Kayla.
KAMU SEDANG MEMBACA
Triangle Mission (Completed)
Ficção AdolescenteMisi rahasia yang harus Kayla, Dipta, dan Farrel pecahkan di SMA Pradana ternyata tak semudah yang mereka pikirkan. Ada saatnya mereka harus berhenti mencari, karena nyatanya akar dari masalah itu bukan dari musuh yang seringkali mereka mata-matai...