Perasaan butuh waktu sedetik untuk menemukan pemiliknya, tapi butuh waktu sangat lama untuk kembali ke tempat asalnya.
***
Kayla bisa saja berlari ke kamar untuk berganti pakaian. Masih ada waktu tiga detik sebelum cowok itu berbalik menghadap dirinya.
Namun, sayang, sepatu heels hitam yang dipilihkan Linda untuknya terlalu rawan. Risiko patah atau kaki terkilir bisa saja didapatkannya jika ia berlari menaiki tangga secepat itu.
Lalu, membiarkan seseorang di depannya itu berbalik menatap dirinya adalah hal yang benar-benar memalukan.
"Kayla." Farrel termangu di tempat ketika melihat seseorang berdiri di depannya. Mengenakan dress hitam familiar dengan rambut dibiarkan menjuntai di punggung. "Lo ... "
Cewek itu tersenyum canggung. "Iya, Rel. Sorry, ya, punya lo gue pake. Gue tau dress ini penting buat lo. Tadinya gue nggak mau, tapi Linda maksa nyuruh gue pake ini. Padahal gue udah bilang kalo ini punya lo yang mau lo kasih ke Mytha."
Kayla merasa sangat bersalah. Semalam Farrel menitipkan dress hitam itu di rumahnya untuk Farrel berikan kepada Mytha di acara pensi nanti. Alasan kenapa Farrel menitipkannya karena ia tidak bisa membawa baju itu ke rumah. Karena jikalau Arya tau, papanya itu pasti akan berpikir yang aneh-aneh, sedangkan Farrel sudah berjanji akan menjadi anak yang lebih mengutamakan pendidikannya dari apa pun.
Farrel tetap terdiam di tempat. Menatap Kayla dengan tatapan yang tak bisa ditebak.
Kayla meringis. "Lo marah, ya? Ya, udah kalo gitu gue ganti aja." Sambil mengoceh, Kayla berbalik. "Gimana, sih, Linda. Gue 'kan udah bilang kalo—"
"Eh, nggak usah." Farrel tiba-tiba menahan lengannya. "Nggak usah ganti. Pakai ini aja nggak pa-pa."
"Beneran?" Kayla memastikan. "Tap, 'kan ini buat Mytha. Ini juga bagian dari rencana lo buat deketin dia 'kan?"
Farrel mengangguk. "Dress ini emang buat Mytha, tapi kalo gue liat-liat ini lebih cocok buat lo. Gue bisa beli lagi yang lain."
Kayla terdiam. Semakin merasa bersalah.
"Udah, nggak usah ngerasa salah gitu." Farrel menggandeng tangannya dan mengajaknya berjalan menuju motor. "Anggap aja ini hadiah dari gue karena temen gue ini bisa jadi Ketua OSIS SMA Pradana. Oke?"
Farrel sudah duduk di atas motor. Ia melihat Kayla yang masih berdiri di sampingnya. "Lagi pula lo cantik, kok. Gue mau tau gimana, ya, reaksi Dipta kalo liat lo gini."
Kayla tergelak. Ia langsung mencubit pinggang Farrel membuat cowok itu meringis kesakitan dicampur tawa.
Sungguh, Kayla merasa malu dibuatnya.
***
Dipta menghela napas panjang. Ia berdiri membelakangi pintu rumah berwarna cokelat yang masih tertutup. Cowok itu memakai kemeja hitam dengan lengan yang dilipat sampai siku.
"Hai, Ta."
Sapaan itu membuatnya berbalik badan. Kemudian mengerjapkan mata karena seperkian detik yang Dipta punya seolah sedang berjalan lambat.
Renata berdiri di depannya dengan balutan gaun off shoulder berwarna merah maroon selutut. Rambut cewek itu tergerai ditambah dengan adanya tiara kecil di atas kepala Renata yang membuatnya terlihat cantik.
Tunggu-tunggu. Jangan bilang Dipta sedang terpesona.
Cowok itu menggelengkan kepala. Kemudian mencoba untuk tidak melihat ke arah Renata walaupun tentang apa pun itu Dipta akui Renata sangat cantik malam ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Triangle Mission (Completed)
Ficção AdolescenteMisi rahasia yang harus Kayla, Dipta, dan Farrel pecahkan di SMA Pradana ternyata tak semudah yang mereka pikirkan. Ada saatnya mereka harus berhenti mencari, karena nyatanya akar dari masalah itu bukan dari musuh yang seringkali mereka mata-matai...