Bahagia punya batas waktu, tak senang tinggal lama-lama. Luka lelah terus menunggu, ingin segera memimpin rasa selamanya.
***
Sebelum Pak Birin menghujaninya dengan kalimat peringatan, Farrel sudah lebih dulu berkata. "Saya nggak salah, Pak. Kali ini saya tidak membela diri saya sendiri." Cowok itu berdiri, melirik tegas pada Satria yang kini duduk di sebelahnya. "Dan jika Bapak menyuruh saya memanggil orang tua saya ke mari, maaf, Pak. Saya bahkan bingung mana yang harus memenuhi panggilan Bapak. Orang tua saya mau cerai."
Farrel berbalik. Berjalan untuk keluar ruangan. Tepat di ambang pintu Pak Birin memanggil. Cowok itu berhenti, tidak untuk berbalik.
"Atas perbuatan kalian ini, kalian Bapak skorsing satu minggu!"
Farrel hanya bisa menghela napas. Mengatur ritme detak jantungnya untuk tetap stabil dalam menampung semua amarahnya. Cowok itu kemudian benar-benar melangkah pergi keluar ruangan setelah mengangguk patuh pada hukuman yang diberikan.
***
"Maaf, Rel."
Suara jernih itu berhasil memecah lamunan Farrel sore ini. Cowok itu duduk di tepi lapangan, menyaksikan sepi dan heningnya SMA Pradana. Ia belum mau diajak pulang dengan Kayla tadi, dengan alasan ingin sendiri. Akhirnya Kayla dan Dipta pun pulang lebih dulu dan berpesan agar cowok itu jangan berlama-lama.
Farrel tersenyum. Gelisah di dadanya hilang begitu cepat. "Maaf untuk apa?"
Haruskah ia bertanya lagi, sedangkan kesalahan sudah begitu lengkap ada di depan mata Mytha?
Seperkian detik yang Farrel punya, tiba-tiba saja Mytha duduk dan menyambar begitu cepat dalam dekapan Farrel. Cewek itu juga tidak terlambat untuk mengeluarkan air mata yang kini membahasi pundak Farrel.
"Ta, kamu nangis?" Farrel terkejut. "Aku nggak kenapa-napa, kok. Beneran. Aku udah biasa dihukum."
Mytha menarik dirinya sedikit, menatap wajah Farrel sendu. "Tapi tetep aja ini salah aku. Kamu dihukum karena bela aku, Rel."
Cowok itu tersenyum. Menyadari jika perempuan yang baru saja memeluknya adalah Mytha. "Nggak pa-pa, deh, dihukum."
"Kok, nggak pa-pa?"
Tangan Farrel terangkat ke sisi wajah Mytha. Menyelinapkan rambut liar milik cewek itu di belakang telinga. "Aku jadi bisa ngerasain gimana rasanya dipeluk sama cewek yang aku suka."
Mata Mytha memanas. Ia tersenyum, sama manisnya dengan senyum yang pertama kali Farrel lihat. Mytha merasa jika telapak tangan Farrel mengusap pipi kanannya. Itulah mengapa saat ini ia merasa lebih malu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Triangle Mission (Completed)
Ficção AdolescenteMisi rahasia yang harus Kayla, Dipta, dan Farrel pecahkan di SMA Pradana ternyata tak semudah yang mereka pikirkan. Ada saatnya mereka harus berhenti mencari, karena nyatanya akar dari masalah itu bukan dari musuh yang seringkali mereka mata-matai...