Aku berperasaan, aku manusia. Di mata kalian, apakah aku harus terlihat sempurna?
***
Waktu itu Kayla dan Dipta sedang berjalan menuju tempat parkiran belakang sekolah. Mobil milik Dipta ada di sana. Kayla mengajak Dipta untuk berkunjung ke rumah Farrel. Sebelum ke rumah Farrel, Kayla meminta Dipta untuk mampir ke warung makanan. Ini sudah hari ke tiga Farrel dihukum. Kemarin cowok itu masih menolak tawaran Kayla dengan alasan ia sudah memesan makanan lewat online, tapi kali ini Kayla tetap ingin membawakan makanan ke rumahnya.
Kayla dan Dipta berjalan melewati tepi lapangan. Hari ini sepertinya tidak ada jadwal ekstra, terlihat lapangan nampak begitu sepi dan lengang. Hanya ada tiga atau empat orang yang berada di pinggir lapangan, itu pun hanya untuk mengobrol biasa.
"Gimana sama misi kita?" Dipta memulai pembicaraan.
Kayla menoleh sekilas. "Beberapa hari yang lalu Linda ngasih tau ke gue sesuatu." Kayla berhenti berjalan diikuti Dipta. Cewek itu merogoh saku rok untuk mencari ponsel. Setelah menemukan, terlihat Kayla sedang begitu sibuk mencari sesuatu dalam layar ponselnya.
Kayla menyodorkan ponselnya ke Dipta. "Coba liat."
Dipta mengambil alih ponsel itu dari tangan Kayla. Layar ponsel berwarna putih itu sudah terpampang nyata di depannya. Memperlihatkan seorang gadis berseragam sama dengannya sedang duduk di depan warung Pak Totok.
"Sepertinya dengan bukti itu dugaan gue semakin benar," ujar Kayla yang menarik perhatian Dipta untuk menatap sisi wajahnya. "Kalo pemakai narkoba di sekolah kita itu emang Renata." Kayla menunggu reaksi Dipta. Sebab dia tahu terakhir kali ketika membahas ini Dipta seperti tidak setuju dengan kesimpulannya.
"Lo yakin?" tanya Dipta.
"Kalo enggak, nggak mungkin juga gue mau ngurusin masalah gituan, Ta."
Bisa Kayla dengar, cowok itu mengembuskan napas kasar. Dipta kemudian menyerahkan ponsel Kayla kembali. Ia mengubah posisi berdiri menyamping membuat Kayla mengikuti. Kini mereka berdua sedang berdiri saling berhadapan.
Kedua tangan Dipta terangkat memegang bahu cewek itu. "Kalo lo yakin, gue bisa lebih yakin sama apa yang lo putusin. Kita selesaiin masalah ini bareng-bareng. Okey?"
Senyum Kayla tertarik senang. "Beneran, Ta?" Cowok itu mengangguk.
Mungkin, karena saking bahagianya, Kayla melompat kegirangan dengan dua tangan terangkat ke udara. Lalu hal yang tak kalah bisa diprediksi oleh Dipta adalah ketika cewek itu memeluk dirinya sambil mengucapkan terima kasih berkali-kali.
Dan untuk ke sekian kalinya, tapi rasanya berbeda, cewek itu berkata ini di depannya.
"Lo emang sahabat yang selalu ada buat gue, Ta. Gue sayang banget sama lo."
Dipta tidak sedang tuli, telinganya bisa dengan baik mendengar bahwa sebelum kata 'sayang' ada kata 'sahabat'.
***
Hari ini hari Minggu, seperti yang dijanjikan Kayla menunggu seseorang di depan pagar rumahnya. Cewek itu berkali-kali melihat ke arah jam di tangannya, sudah hampir jam sembilan, tapi yang ditunggu juga belum datang.
"Mana Dipta? Katanya mau datang?" Suara Shinta mengiringi kegelisahan Kayla dari dalam pekarangan rumah. Wanita yang kini memakai daster berwarna jingga itu tengah sibuk menyiram tanaman dan memotong rumput liar bersama Mbak Tatik.
KAMU SEDANG MEMBACA
Triangle Mission (Completed)
Ficção AdolescenteMisi rahasia yang harus Kayla, Dipta, dan Farrel pecahkan di SMA Pradana ternyata tak semudah yang mereka pikirkan. Ada saatnya mereka harus berhenti mencari, karena nyatanya akar dari masalah itu bukan dari musuh yang seringkali mereka mata-matai...