Sampai sini aku mulai paham, bahwa perasaan tidak selamanya mau disimpan, bahwa sesekali kecewa juga perlu dirasakan, agar tidak lupa bagaimana awalnya bisa jatuh cinta.
***
"Ini Kayla?" Indah tidak percaya.
Naufal yang berada di sampingnya mengernyit. "Ini bidadari kayaknya, mah."
Indah dan Kayla tertawa. "Cantik sekali kamu, nak!" Ia memeluk Kayla dengan hangat.
"Makasih, tante," ujarnya. "Tante kok ikut dateng? Tante udah sembuh?"
Wanita bergaun krem itu tersenyum. Satu tangannya mengelus-ngelus bagian sisi kepala Kayla. "Sembuh pulih mungkin belum, tapi ya gitu, Tante juga tetap harus lakuin kemoterapi. Tante kan ke sini buat kamu, jadi Tante wajib dateng." Hal itu membuat Kayla tersenyum lebar.
"Ma, udah dong meluknya. Aku juga mau meluk kak Kayla." Suara kecil itu membuat keduanya melepas peluk. Seorang anak kecil memakai dress putih selutut sedang cemberut kesal. Membuat Kayla sedikit menundukkan kepala untuk memeluk Naura.
Di belakang punggung Naufal ada Satria. Cowok itu tersenyum sembari bersalaman dengan Kayla.
"Lo cari dua teman lo?" tanyanya.
Kayla bahkan sedang berusaha untuk tidak bertemu.
"Tuh, di luar, lagi sama temen-temen gue. Gue ke sini duluan kar-"
"Kayla!"
Linda datang ke atas pelaminan dengan suaranya yang berbisik memanggil.
Satria menoleh, kemudian sesuatu memaksanya diam.
"Dipanggil Mbak Tatik, katanya lo mau pinjem kamera buat dokumentasi foto lo sendiri?" ucap Linda.
"Oh, iya." Kayla menepuk jidat teringat. "Di mana Mbak Tatik?"
"Di depan, bagian penerima tamu." Linda tergelak. "Lo serius mau dokumentasi sendiri?" Temannya itu mengangguk, Linda menghela napas jengah. "Ini bukan organisasi, ya. Yang lagi ada acara itu keluarga lo sendiri. Lagi pula kan udah ada orang lain yang bakal foto-foto ini acara."
Kayla tidak menggubris hal itu. Ia hanya mengangkat kedua alisnya yang membuat Linda ingin sekali menginjak kaki temannya.
Setelah menerima izin dari Shinta, cewek itu turun dari pelaminan. Meninggalkan Satria yang masih memusatkan pandangannya pada satu arah.
"Boleh kenalan? Aku Satria." Dirinya mengulurkan tangan kepada gadis berponi di depannya.
Linda terkejut. Kemudian membalas tangan Satria dengan tersenyum. "Linda."
***
Salah satu yang Kayla benci dengan penampilannya sekarang adalah ia diharuskan mengenakan heels tinggi berwarna hitam dengan kulit kakinya yang putih. Jika bukan karena keinginannya memotret sendiri dengan kamera yang dipinjamkan Mbak Tatik ke suaminya, ia tidak akan mau berjalan sejauh itu mengelilingi gedung apartemen menyusul Mbak Tatik yang berada di depan.
Cewek itu mengalungkan kamera di leher, berjalan menyusuri taman dengan terburu-buru. Lupa kalau yang sedang ia kenakan sekarang adalah kebaya, alhasil kesempatan untuk jatuh ke tanah harus ia terima.
Ia terpekik memegang pergelangan kakinya yang kesleo. Meringis kesakitan dengan beberapa umpatan kecil yang ditujukan untuknya sendiri.
"Lo emang nggak pantes buat berpenampilan seanggun itu."
KAMU SEDANG MEMBACA
Triangle Mission (Completed)
Ficção AdolescenteMisi rahasia yang harus Kayla, Dipta, dan Farrel pecahkan di SMA Pradana ternyata tak semudah yang mereka pikirkan. Ada saatnya mereka harus berhenti mencari, karena nyatanya akar dari masalah itu bukan dari musuh yang seringkali mereka mata-matai...