◀MISSION 26▶

180 9 0
                                    

Ini semua adalah ketidaksengajaanku bisa menemukanmu. Pun jika harus kehilangan, aku tidak punya alasan lebih untuk menahanmu.

***

Mereka berdua berada di batas kecanggungan yang memuncak. Padahal untuk ukuran bersahabat selama sepuluh tahun lamanya sudah cukup, bahkan lebih untuk bisa secara terang-terangan mengekspresikan diri satu sama lain.

Namun, hal itu sudah tidak berlaku untuk Dipta dan Kayla saat ini. Sudah sejak sepuluh menit yang lalu ketika Dipta menjemput Kayla di rumahnya, mereka berdua hanya diam saja. Keheningan mereka hanya diisi oleh penyiar radio yang disetel di tab mobil.

Pernah? Merasa canggung oleh orang terdekat? Rasanya berbeda. Seperti dibatasi oleh tembok kaca yang sangat tebal. Dekat, tapi untuk berbicara dan saling pandang sangat begitu susah.

Ponsel Kayla berbunyi. Membuat tarikan mata Dipta melirik cewek itu yang sedang merogoh tas.

"Iya, hallo," jawab Kayla pada seseorang di seberang sana.

"La, lo udah sampe?" Suara Niken terdengar.

"Bentar lagi gue sampe, kok. Lo di mana sekarang?"

"Gue sama Arini lagi di SPBU, isi bensin. Kalo Dika tadi izin telat gitu, dia bilang lagi nganterin kakaknya."

"Oh. Nanti kalo gue yang nyampe duluan, gue tunggu di depan rumahnya Angga, ya?"

"Eh, jangan. Lo masuk aja dulu. Kita kayaknya masih lama, deh. Ini aja gue lagi di daerah komplek rumah gue, rumah Angga 'kan jauh."

"Ya, udah kalo gitu. Kalian hati-hati, ya."

"Iya, La."

Mobil Dipta berhenti di lampu merah. Cowok itu terlihat gelisah dengan jari telunjuk yang berkali-kali ia ketukkan di setir mobil. Hal itu tidak membuat Kayla terganggu. Cewek yang hari ini mengenakan short dress selutut dengan motif bunga mawar dan jaket denim itu hanya menatap jendela dengan menyandarkan kepala ke bahu kursi.

Dipta berdeham. Tetap saja Kayla hanya diam. "La?"

Dan untuk pertama kalinya sejak berada di rumah, Kayla menoleh manatapnya. "Iya?"

"Gue ikut belajar di kelompok lo, ya."

"Loh, kenapa? Bukannya hari ini lo, Farrel, Mytha, sama Linda harus ke warung belakangnya SMA Sakti Adijaya?"

"Gue nggak usah ikut aja, gue mau nemenin lo belajar."

"Ya, nggak bisa, dong, Ta. Emang gue anak kecil apa, belajar pake acara ditemenin segala." Kayla menatap Dipta penuh selidik. "Lo mau nyontek kelompok gue, ya?!"

"Eh, bukan!" Dipta kaget. "Enak aja, kelompok gue udah selesai kali."

"Terus ngapain?"

Cowok berpakaian koas hitam itu mengembuskan napas panjang. "Ya, udah deh nggak jadi," ucapnya pasrah.

Triangle Mission (Completed) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang