02

1K 118 0
                                    

Cuaca redup. Mendung gelap nampak memeluk erat langit yang harusnya masih nampak biru. Jam 2 siang. Sesekali kilat menampakkan cahayanya dan diikuti suara gemuruh yang cukup memekakkan telinga.


Tapi pandangannya masih tetap melekat dari balik jendela kamarnya. Memandang ke luar. Menatap bergantian tiap-tiap sudut langit. Yang siap meneteskan air matanya.


Tes....

Tes....

Tes....


Senyumnya terukir. Bertepatan air matanya jatuh. Menghiasi pipi kenyal yang selalu nampak merona jika disentuh sang kekasih.


"Langit pun tahu perasaanku. Ikut meneteskan hujan di saat aku bersedih,"

"Kita adalah dua orang yang saling mendoakan, namun tidak dipersatukan oleh Tuhan,"

"Aku tahu akan jadi seperti ini, aku hanya tidak tahu caranya berhenti,"

"Hyunjin menyayangi Chris...sangat..."


Deras.


Hujan menjadi cukup deras. Angin ikut masuk menerpa lewat sela-sela jendela. Menyapu kulit tubuh yang hanya terbalut kaos tipis dan celana pendek. Balutan ternyaman dan menjadi favoritnya.


Selain pelukan kekasihnya. Christopher Bang.


Langkahnya semakin mendekat ke arah jendela. Merapatkan jendela agar angin dingin tidak masuk ke kamarnya yang terasa sunyi dan sepi. Meninggalkan kenangan saat Chris-nya sering menginap di sini. Memeluknya posesif, mengecup mesra, dan bercanda manja dengannya.


"Really miss your hug and your kiss.."

"My Christopher Bang"

DI ANTARA -CHANJIN- ☑️Where stories live. Discover now