19

401 76 4
                                    

"Aku tidak perlu mengenalkan diriku lagi kan ? Aku yakin kamu pasti sudah cukup tahu tentangku. Iya kan, Hyunjin ?"

Dengan ragu, Hyunjin mengangguk. Kini dia dan istri sah kekasihnya tengah duduk berdua di ruang tamu. Yina dengan ekspresi tenangnya, dan Hyunjin yang diliputi rasa canggung dan takut.

"Euhm...kak Yina mau minum apa ?"

Yina tersenyum menatap lekat ke arah Hyunjin, "Buatkan aku teh, tapi tidak perlu terlalu manis. Aku kurang menyukai manis," Jawaban Yina membuat Hyunjin sedikit terdiam.

Kurang menyukai manis, benar-benar seperti kekasihnya. Batin Hyunjin.

"Hyunjin...." Panggilan lembut Yina menyadarkan lamunan Hyunjiin. "Kau tidak apa-apa ?"

"A-ah..iya. Aku buatkan dulu minuman untuk kakak,"

Melangkahkan kakinya cepat menuju dapur. Ia sungguh bisa semakin lemas karena suasana canggung tadi. Bahkan keringat dingin mulai muncul di dahinya. Tangannya membuka lemari untuk mengambil cangkir dan juga teh.

"Apa aku menghubungi Chris saja, dan mengatakan jika istrinya ada di sini ?" gumam Hyunjin. Tangannya mulai meraba saku celananya untuk mengambil ponselnya.

Hyunjin buru-buru menggeleng, "Tidak...tidak. Aku tidak akan melibatkan Chris dulu. aku harus menghadapi sendiri. Bukankah ini resiko yang harus aku hadapi, bukan ?"

Teh dalam cangkir berwarna abu, segera dihidangkan untuk Yina.

"Silakan diminum kak,"

"Terima kasih, Hyunjin," Yina pun sedikit menyesap teh hangat setelah meniupnya lebih dulu. Dia letakkan cangkir itu perlahan di meja, membuat jantung Hyunjin mulai sedikit berdegup lebih kencang, menebak apa yang akan Yina katakan.

"Sudah berapa lama ?" Melihat ekspresi bingung di wajah Hyunjiin, Yina melanjutkan ucapannya, "Kalian menjalin hubungan,"

Hyunjin hanya menunduk. Dia benar-benar ingin menangis sekarang. Tangannya bergetar. Tidak ada yang bisa dia lakukan dan dia ucapkan selain kata, "Maaf....aku minta maaf,"

"Aku tidak menyalahkanmu. Aku juga tidak menyalahkan kalian," Yina menjeda ucapannya. Dia juga tidak bisa menahan tangisnya. "Kita sama-sama disakiti dan juga saling menyakiti. Aku, kamu, dan juga Chan,"

"Maksud kakak ?"

"Aku yang memaksa agar menikah dengan Chan, padahal aku tahu jika Chan....menyukai laki-laki. Dia hanya terlalu baik untuk sanggup menolakku. Bahkan hingga saat ini, yang Chan rasakan untuk aku bukanlah cinta. Tapi bentuk kasihan dan tanggung jawab,"

"Tidak kak. Itu tidak benar. Chris lebih mencintaimu. Dia selalu bilang kalau dia begitu mencintaimu, dia tidak mungkin bisa meninggalkanmu,"

Yina menggeleng pelan, "Kamulah yang sebenarnya dicintai Chan, bukan aku..."

"Kak....."

"Menikahlah dengan Chan..."

"Aku.........merelakan kalian...."

DI ANTARA -CHANJIN- ☑️Where stories live. Discover now