20

425 71 1
                                    

"Kenapa Chan ? Apakah hatimu berdenyut nyeri ?"

Yang ditanya segera mengalihkan pandangannya dari objek yang sedari tadi sangat menyita perhatiannya. Dia ingin tersenyum pada sang istri tapi tidak bisa.

"Aku menemuinya kemarin," kalimat itu sukses membuatnya mendongakkan kepalanya yang tertunduk, dan beralih menatap sang istri. "Aku bertamu ke rumah kekasihmu,"

"Yina...apa yang kau-"

"Aku memintanya untuk tetap mempertahankanmu," ucap Yina cepat bahkan sebelum Bangchan menyelesaikan kalimatnya.

"Nampaknya kamu begitu terkejut, Chan," Yina meminum sedikit minumannya, sedikit mengurangi kegugupannya. "Aku memintanya untuk tetap bersamamu, mempertahankanmu, dan tidak meninggalkanmu,"

"Sedari tadi kamu duduk berhadapan dengan istrimu, tapi atensi dan perhatianmu tidak lepas dari pasangan meja no 9. Kekasihmu, Hyunjin sedang bermesraan dengan pria lain. Sesakit itu kan ?"

"Yina...aku-"

"Lepaskan aku. Dan berbahagialah dengannya,"

Dengan cepat, tangan Bangchan meraih jari jemari istrinya, "Tidak. Aku tidak akan melakukan itu. Jangan berpikir hal bodoh seperti itu. Aku mencintaimu, Yina,"

"Kamu tidak mencintaiku. Kamu hanya kasihan dan peduli padaku. Ini semua hanya bentuk tanggung jawabmu. Tapi dari awal cintamu memang hanya untuk Hyunjin,"

Tatapan Yina bertemu dengan tatapan Minho. Yina tersenyum, Minho yang seolah mengerti langsung menganggukkan kepalanya. Dan mengajak Hyunjin untuk menghampiri meja Bangchan dan Yina.

"Yina, apa-apaan ini ?" tanya Bangchan yang benar-benar bingung dengan situasi yang ada sekarang.

"Ini semua rencanaku. Kamu jangan menyalahkan Minho ataupun Hyunjin. Minho dulu mencintai Hyunjin, tapi Hyunjin terus menolaknya. Karena cintanya begitu besar dan tidak mampu beralih dari kamu,"

"Aku memang sakit hati, " Yina menarik tubuh Hyunjin agar semakin mendekat, "Tapi aku lebih tidak tega lagi melihat Hyunjin terus-terusan tersiksa dengan rasa sakit yang kamu buat Chan," air mata mengalir deras di pipinya. Tidak mempedulikan tatapan orang-orang yang mulai mengarah ke meja mereka.

"Dia masih muda. Tapi dengan teganya kamu menjanjikan hal yang tidak pasti masa depannya, dan membiarkannya larut dalam perasaan cinta yang makin mendalam. Harusnya Hyunjin masih menikmati indahnya jatuh cinta Chan. Bukan sakit hati seperti ini,"

"Aku tidak menjanjikan apapun. Aku hanya mengajaknya untuk menjalani semuanya," ucap Bangchan.

"Hanya menjalani ? Tanpa kepastian, kamu membuat Hyunjin terjebak dalam perasaan yang begitu dalam Chan ?"

"Hanya menjalani kamu bilang, dan kamu tidak memikirkan perasaan istrimu yang juga merasakan sakit, Chan,"

"Hiks....Hyunjin tulus mencintaimu. Sangat tulus Chan...bahkan aku bisa melihatnya,"

"Kak Yina...aku tidak apa-apa. Berhenti menyalahkan Chris,"

"Tidak Hyunjin. Aku benar-benar kecewa dengan orang yang menyandang status sebagai suamiku ini. Sekarang ayo kita pulang. Chan, antarkan Hyunjin pulang. Biarkan aku pulang dengan calon adik iparku,"

"Ayo Minho, antarkan aku pulang," ajak Yina. Dan mendapatkan balasan anggukan dari Minho.

"Tenang, semua akan baik-baik saja," Bisik Minho di telinga Hyunjin, sebelum akhirnya berjalan menyusul Yina yang sudah lebih dulu keluar.

"Chris..." lirih Hyunjin.

Bangchan tersenyum, "Ayo kuantar pulang, babe..."

DI ANTARA -CHANJIN- ☑️Where stories live. Discover now