09

433 65 1
                                    

Jika Hyunjin berpikir bahwa sekarang Bangchan sedang tertidur pulas dengan sang istri, maka dia salah. Bangchan kini tengah terduduk di balkon kamarnya. Tangannya memegang cangkir yang mengepul karena coklat panas yang baru saja dia buat.

Dia lirik sang istri yang kini sudah terlelap. Perut buncitnya sedikit terlihat karena gaun tidurnya yang tipis.

Bangchan menyesap sedikit cokelat panasnya. Miuman yang disukai kekasihnya.

Dia menyesal. Perdebatan yang harusnya bisa dia hindari telah terjadi.

Meskipun pada kenyataannya, dirinya juga tersiksa dengan keadaan ini. Mencintai dua orang yang sama-sama berarti dalam kehidupannya. Tapi Bangchan tahu bahwa Hyunjin jauh lebih sakit daripada dirinya.

Memikirkan saat Hyunjin kesepian, dan dirinya tidak bisa menemani bahkan lewat pesan sekalipun. Apalagi dirinya kini menyadari jika Hyunjin sangat bergantung padanya. Hyunjin yang akan menjadi sangat manja padanya. Sosoknya yang cuek, judes, mandiri, hanyalah menutupi kerapuhan hatinya yang sesungguhnya.

Bangchan benar-benar merindukan Hyunjin sekarang. Ingin segera meminta maaf dan memeluknya.

"Aku tahu kamu pasti sedang sendirian sekarang. Ku harap kamu sedang tidak menangis. Maafkan aku, Hyunjin... Aku mencintaimu,"

Chan buru-buru menghapus pesan yang baru saja dia kirimkan pada Hyunjin. Takut jika nanti sang istri melihatnya.

Bingung. 

Kenapa dia bisa jatuh cinta sedalam ini saat dia telah berjanji pada orang tua Yina untuk selalu menjaga dan membahagiakan anak perempuan mereka satu-satunya.

"Tuhan...aku mencintai Hyunjin. Jika memang kamu mengijinkan, biarkan aku memiliki dan menjaga keduanya," 

DI ANTARA -CHANJIN- ☑️Where stories live. Discover now