23

360 56 0
                                    

Bangchan bergegas ke bandara. Dia tahu dan hafal kemana istrinya pergi. Setidaknya dia berharap masih sempat untuk bertemu dengan Yina dan juga Jessica.

Dia merutuki kebodohannya kenapa tidak bergegas pulang malam itu juga. Dan lebih memilih untuk bergalau ria memikirkan bagaimana agar bisa memiliki keduanya.

Egois bukan ?

Dirinya tidak sadar, bahwa dia adalah lelaki dewasa yang harus tetap menggunakan logika untuk berpikir. Bermain-main dengan hati. Dan kini telah berhasil menyakiti orang-orang yang ia cintai.

Kakinya berlari tergesa. Tidak menghiraukan kerumunan orang-orang yang juga nampak begitu terburu-buru. Bahunya tidak jarang bersenggolan, karena fokusnya hanya mencari istri dan juga buah hatinya.

Nihil.

Seketika lututnya terasa lemas. Menggunakan kedua tangannya bertumpu pada kedua lututnya untuk menyangga bobot tubuhnya. Nafasnya yang terengah tak menghasilkan apapun.

Penerbangan terakhir ke Perancis telah berangkat 3 jam yang lalu.

"Yina...Jessica...."

"Apa yang harus aku lakukan sekarang ?"

Dia usap kasar wajahnya. Tidak peduli meskipun dia belum mandi pagi ini. Rambut acak-acakan dengan muka kusut dan matanya yang sembab.

Kakinya melangkah lesu dan pelan. Menuju mobilnya. Pergi menjumpai sosok yang diharap bisa menjadi penyembuh hatinya sekarang.

Ya, walaupun dia ingat. Terakhir pertemuannya semalam berakhir dengan pertengkaran dan suasana yang buruk.

DI ANTARA -CHANJIN- ☑️Where stories live. Discover now