06

555 86 0
                                    

Aktifitas memasak untuk sarapan dia tinggalkan. Kompor dimatikan dan segera berlari untuk membukakan pintu rumahnya yang diketuk beberapa kali. Padahal sosis gorengnya belum terlalu matang.

Pintu terbuka, tubuhnya mematung melihat siapa yang datang. Aroma yang menusuk indera penciumannya membuatnya sadar bahwa ini memang nyata.

"Pagi kekasihku," sapa pria itu.

Matanya mulai berkaca-kaca, dan perlahan senyumnya mengembang begitu cerah.

"Chris..." Hyunjin pun langsung menubrukkan tubuhnya, memeluk erat leher Bangchan. Sambil terus menggumamkan kata rindu di telinga prianya.

"Hyunjin sangat merindukan Chris..."

"Rindu Chris..."

Bangchan yang gemas dengan kekasihnya, melepaskan pelukan lebih dulu. menghasilkan raut kecewa di wajah imut Hyunjin. Bangchan pun menangkup kedua pipi Hyunjin.

"Maaf ya..." Bangchan menghapus lelehan air mata di pipi Hyunjin. "Tenanglah...aku tidak akan melupakanmu. Yina menagih janjiku untuk mengajaknya berlibur. Aku jadi harus selalu menemaninya," senyum lembut yang Bangchan lukiskan begitu teduh di mata Hyunjin.

Hyunjin tersenyum, "Iya. Aku tahu kok. Aku paham...dan aku sadar posisiku," ucapnya lirih.

Hati Bangchan tercubit dengan perkataan Hyunjin. Dia juga merasakan sakit. Sedih. Ada perasaan menyesal karena telah membuat Hyunjin jatuh cinta padanya. Siapa yang salah ? Siapa yang pantas disalahkan ? Perasaan ataukah waktu ?


Bangchan yang egois ?

Atau...

Hyunjin yang jahat ?


Kecupan lembut Bangchan berikan di bibir Hyunjin yang selalu menjadi candu baginya. Menyesap bibir bawahnya sebentar. Sedikit mengikis rindu yang membuncah. Bangchan akui, dia mudah merindukan sosok manis Hyunjin meskipun hanya sebentar tidak bertemu.

"Aku mencium bau masakan. Kamu tidak berniat menawari kekasih tampanmu ini sarapan ?"

"Chris sama sekali tidak tampan," bibir Hyunjin mencebik lucu.

"Tapi kamu cinta kan ?" goda Bangchan sambil menusuk-nusuk pipi Hyunjin dengan jari telunjuknya.

Hyunjin segera mengalihkan pandangannya, "Chris belum sarapan ?" Bangchan menggeleng, masih dengan senyumnya.

"Baiklah. Ayo kita sarapan bersama,"

Hyunjin menarik tangan kekasihnya dengan riang menuju meja makan. Senyum cerah tak lepas dari raut muka keduanya. Melupakan sejenak soal kemungkinan kecil masa depan hubungan keduanya.

DI ANTARA -CHANJIN- ☑️Where stories live. Discover now