13

391 67 0
                                    

Cuaca cukup dingin. Hujan yang cukup deras, mendung gelap yang masih enggan untuk beranjak. Menarik atensi pria manis itu untuk terus menatapnya. Kedua telapak tangannya mengeratkan genggaman pada cangkir coklat panasnya. Mencari sedikit kehangatan.

Bibirnya meniup kepulan asap dari coklat panasnya, kemudian menyesapnya sedikit. Hangat menjalar di tenggorokannya. Meskipun tidak mampu menggantikan hangatnya pelukan dari lengan dan tubuh kekar kekasihnya.

"Chris sedang apa ? Apakah kamu mulai bosan denganku ?"

"Kenapa aku merasakan perbedaan dalam dirimu Chris ? Apakah...kamu akan kembali pada istrimu ? Ataukah kamu sudah menemukan yang lebih dari diriku ?"

"Jujur...aku belum mampu melepaskanmu,"

Hyunjin berbincang dengan dirinya sendiri. Mengutarakan pertanyaan-pertanyaan untuk kekasihnya.

Sial. Lagi-lagi menangis. Dadanya sesak. Jika seperti ini sangat sakit, apakah dengan melepaskan akan terasa lebih baik ?

Tepukan lembut dia dapat di bahunya. Kepalanya menoleh. Tersenyum tipis ketika melihat sosok yang menghampirinya.

"Sendirian ?" Hyunjin mengangguk.

"Biar ku temani,"

Lagi-lagi Hyunjin mengangguk, "Terima kasih kak Minho,"

"Cerita saja padaku. Aku mampu menyimpan rahasia. Aku tahu kamu sedang tidak baik-baik saja. Wajahmu menyiratkan itu semua,"

Hyunjin menggeleng pelan, "Aku hanya bosan menunggu hujan berhenti dan berganti pelangi,"

Minho tersenyum, menatap serius ke arah Hyunjin, "Mau aku ciptakan pelangi untukmu ?"

Hyunjin meletakkan cangkirnya. Namun kepalanya terus menunduk. Atensinya tertuju pada cangkir minumnya. Netranya bergetar. Pria di depannya ini, Hyunjin tahu. Hyunjin tahu jika Minho memang menaruh hati padanya. Dan ini bukan kali pertama bagi Minho mengatakan hal-hal manis untuk Hyunjin.

Dan Hyunjin...masih setia memilih untuk terikat dengan Bangchan.

"Aku akan menciptakannya sendiri kak," lirih Hyunjin.

DI ANTARA -CHANJIN- ☑️Where stories live. Discover now