21

438 68 0
                                    

"Kak, apakah kamu yakin dengan keputusanmu untuk merelakan suamimu ?"

"Bohong jika aku merelakan. Tapi aku yakin, Minho. Untuk apa mempertahankan orang yang tidak bersungguh-sungguh mencintaiku, untuk apa aku mengikat orang yang menyerahkan cintanya untuk orang lain ?" Yina tersenyum, matanya memandang kosong ke depan. "Beri aku alasan. Jika kamu tahu,"

"Ya. Kau benar, kak,"

"Aku tahu jika kamu memang belum sepenuhnya mencintai Jisung. Tapi aku berterima kasih karena kamu selalu berusaha melindungi dan menyayangi Jisung,"

"Yaa, dulu aku bertekad untuk tidak melepaskan perasaanku pada Hyunjin apapun yang terjadi. Tapi mau berusaha sekeras apapun, Hyunjin terlanjur terikat pada suamimu. Entah apa yang suamimu janjikan untuk Hyunjin,"

"Setidaknya Chan benar-benar tulus mencintai anak itu. Begitu sebaliknya. Jadi aku tidak akan ragu untuk melepasnya,"

"Meninggalkan Chan ? Lalu anakmu ?"

"Aku akan membawanya pergi. Aku akan akan Perancis. Berdua dengan Jessica,"

Tepat saat mobil itu berhenti di rumah Yina, "Jaga Jisung untukku," ucap Yina sebelum akhirnya membuka pintu dan masuk ke rumahnya.


******


Yang muda masih saja menangis. Bukan bahagia yang dia dapatkan. Meskipun, istri sah kekasihnya justru merestui hubungan mereka berdua. Memilih merelakan sang suami untuk bersatu dengannya.

Tapi yang ada di pikiran Hyunjin sekarang adalah perasaan bersalah mengapa dirinya begitu jahat.

Bangchan yang sedari tadi hanya diam. Masih duduk di belakang kemudi, dan Hyunjin yang enggan keluar meski mobil yang mereka tumpangi sudah terpakir di depan rumah Hyunjin.

"Ayo kita menikah saja,"

Ucapan yang baru saja terlontar dari mulut Bangchan membuat Hyunjin terkejut.

"Kamu sudah gila ?! Kamu mengajakku menikah setelah berpisah dengan Yina ?! Mau jadi sejahat apa lagi kita ini Chris,"

"Lalu apa yang kamu mau, ha ?! Apa ?!"

"Ayo bilang ?! Jangan hanya menuntut solusi dariku, tapi akhirnya kamu katai aku gila !"

Selama menjalin hubungan, baru kali Bangchan membentaknya. Hyunjin tersenyum, namun matanya menyiratkan kesedihan yang begitu mendalam.

"Memang sebaiknya kita sudahi saja semuanya. Aku permisi,"

"Sayang..maaf. Aku tidak bermaksud membentakmu, maafkan aku,"

"Hyunjin..."

"Sayang...."

Hyunjin tidak memperdulikan teriakan Bangchan. Dia hanya ingin segera ke kamar, meringkuk di bawah selimut. Dan menumpahkan segala tangis dan kesedihannya.

Dan Bangchan dengan kebodohannya, hanya berdiam. Tidak ingin mengejar Hyunjin dan berusaha meminta maaf.

"Aku mesti bagaimana ini ?"  

DI ANTARA -CHANJIN- ☑️Where stories live. Discover now