5

5.4K 833 234
                                    

Don't forget to vomment, cause if youre not... musuhan aja kita😡😡👍

Happy reading.

💮

Kuceritakan sedikit tentang Kak Theo. Dia orang yang menyenangkan. Usianya 29 tahun. Dia baru menyelesaikan program magisternya di Syracuse University.

"Syracuse itu di mana?" tanyaku.

"New York."

"Woohoo American boy," ujarku usil.

Kak Theo tertawa, "Nanti kamu ke sana deh, pasti betah."

Dia seorang arsitek, dia benar-benar baru sampai Indonesia sehari sebelum kami bertemu di supermarket hari itu.

"Kak Theo nih pengangguran apa gimana? Kok bebas terus dari kemarin."

"Enggaklah, aku arsitek tapi belum mulai kerjanya, masih bulan depan."

"Loh, harusnya hemat-hemat uang dong, kan belum ada penghasilan lagi?"

"Nggak tau, kayaknya nyenengin cewek itu bakat aku deh." cengirnya.

"Ow, the true fakboi." kami berdua tertawa bersama.

Dia mampu mencairkan suasana dengan celotehannya yang tidak ada akhirnya. Kujamin kalian akan merasa nyaman berteman dengan Theo.

"Berarti aku anter sampe depan perumahan lagi?"

"Iya." Kak Theo tidak menjawab, kami terdiam sejenak sampai Kak Theo berceloteh lagi.

"Adek aku tuh ya, kalau makan nasinya suka keluar dari hidung....."

Kembali lagi ke kehidupanku dengan Mas Danish di sini. Sudahkah aku bercerita? Hampir satu tahun aku berada di sini, aku belum memiliki satu orang punㅡkecuali Kak Theo untuk saat ini, aku sudah secara resmi mengangkatnya sebagai seorang teman beberapa hari yang lalu.

Sejak kecil, aku hanya dekat dengan orang tuaku dan mbak yang bekerja di rumah. Satu-satunya sekolah umum yang kudatangi adalah saat aku berada di taman kanak-kanak. Itupun hanya sekitar satu tahun karena aku sempat hampir diculik saat itu. Jadi, orang tuaku memutuskan untuk menyekolahkanku secara home schooling.

Dan itu terus berlanjut sampai aku SMA. Saudara pun aku tidak memiliki banyak, papi adalah anak tunggal sedangkan satu-satunya adik mami tinggal di luar negeri yang membuat intensitas kami bertemu semakin kecil.

Kalau beruntung, dalam satu tahun aku akan bertemu dengan keluargaku di rumah Eyang saat lebaran. Kalau ternyata Pakle dan Bukle tidak bisa pulang ya kami hanya merayakannya bersama Eyang Kung dan Eyang Putri.

Lagi pula usiaku dan sepupu-sepupuku cukup jauh. Kami terpaut 6 tahun dan 10 tahun. Mereka tidak bisa memperlakukanku sebagai teman karena aku masih kecil, juga tidak bisa memperlakukanku sebagai adik kecilnya yang lucu karena mereka belum terlalu dewasa.

Intinya, kami memiliki hubungan yang canggung. Yang kuingat, terakhir kali aku berhubungan dengan mereka adalah saat mami dan papi meninggal.

Setelah itu, sudah.

"RA, MAS LUPA BAWA SABUN CUCI." Mas Danish berteriak dari luar.

Saat weekend seperti ini, biasanya Mas Danish membantuku membersihkan rumah. Saat ini dia sedang mencuci mobilnya.

"IYA, BENTAAR."

Selalu menyenangkan kegiatan membersihkan dan membereskan rumah bersama setiap weekend di pagi hari seperti ini. Rasanya aku belum siap menerima kenyataan aku tidak akan mengalami kegiatan ini lagi.

Unwanted | Kim Doyoung ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang