21

5.1K 905 529
                                    

Leave some traces aja pokoknya.



Happy reading!

💮




Welcome home, Baby Lieb!

Sejak kepulanganku ke rumah, banyak tamu yang datang untuk melihat Baby Lieb. Mulai dari tetangga, hingga rekan kerja Mas Danish.

Kalau dipikir-pikir, mereka semua tahu tidak ya, kalau Mas Danish berpoligami? Karena saat akad nikah dulu, yang datang hanya keluarga saja.

Nggak penting, Kyra. Nggak penting. Stop mikirin hal-hal yang nggak penting. Fokus aja sama Baby Lieb.

Mereka yang datang tentu saja tidak bertangan kosong. Banyak sekali barang-barang untuk Baby Lieb mulai dari pakaian, alat makan bahkan sampai bantal menyusui pun ada yang memberikannya.

Aku jadi menyesal belanja terlalu banyak saat dengan Mama dulu. Tapi yasudahlah, toh akan terpakai juga.

Bicara tentang jadwal, sebenarnya minggu ini adalah jatah Mba Ica. Tapi dengan segala sisi kemanusiaan yang Mas Danish punya, tentu saja dia memilih berada di sini. Karena anaknya baru saja lahir. Tentu saja, itu normal, kan?

"Istirahat aja, Mas yang mandiin Liebling."

Hari ini yang datang ke rumah cukup banyak, mungkin faktor weekend. Aku memang sedikit kewalahan menerima tamu yang tidak habis-habisnya datang. Tapi ya bagaimanapun, tamu harus dilayani dengan baik.

Omong-omong, Kak Theo belum sempat datang juga menengok Baby Lieb.

"Mas yang mandiin. Tapi aku juga liat. Mas kan ikut prenatal class-nya cuma sekali." Ya aku memang masih sering mengungkit perihal tidak datangnya dia pada kelas sebelum melahirkan yang aku ikuti.

Tersenyum geli, Mas Danish mencubit pipiku pelan. "Iya-iya, bawel."

Perlakuan-perlakuan seperti itu yang membuat aku jatuh lagi dan lagi pada Mas Danish. Padahal dia sendiri tidak ada rasa padaku.

Nek raono hati neng aku mbok ya ojo ngene toh Mas.

Mas Danish menggendong Baby Lieb dan membawanya ke kamar mandi. Seperti yang kurencanakan sebelumnya, aku mengikutinya dari belakang. Melihat bagaimana Mas Danish memandikan Baby Lieb.

"Di cek dulu suhu airnya." Aku langsung berkomentar ketika Mas Danish ingin memasukan Lieb ke dalam bak mandinya.

Mas Danish mengangguk, mengecek suhu air dengan jarinya. "Masih panas."

"Tuh kan, coba kalau tadi langsung masukin Lieb, kepanasan dia, bisa nangis gak berhenti berhenti."

Berdeham, Mas Danish menyuruhku menggendong Lieb sebentar agar dia bisa menyesuaikan suhu air untuk Lieb mandi.

"Dari atas dulu ih Mas. Yang bener."

"Lehernya jangan kelewat."

"Belakang telinga tuh dibersihin."

"Pangkal pahanya Mas."

"Awas itu Baby Liebnya kemasukan air nanti."

"Matanya awas kena sabun."

"Yang bener Mas."

Selama Mas Danish memandikan Baby Lieb aku memang banyak berkomentar karena ini memang pertama kalinya Mas Danish memandikan Baby Lieb. Masih banyak kesalahan yang Mas Danish lakukan. Untung saja tadi aku ikut menontonㅡ berkomentar.

"Loh loh loh, kok nangis Liebnya?" tanya Mas Danish.

"Ya iya wong kamu kelamaan makein bajunya. Kedinginan dia tuh, cepetan pakein lotion sama minyak telonnya."

Unwanted | Kim Doyoung ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang