Bonus Chapter - Kyra Tetra

6K 606 452
                                    

(repub aku nambahin foto Lieb di bawah)

Eum, hi?

Lama banget ya aku up bonus chapternya hehe. I actually miss this work so much. Kalian kangen ga si huhu.

Unwanted itu work pertamaku yang selesai, dan sejujurnya I'm still into this plot hehe.

Semoga suka ya.

P.s. clicking vote button isn't that hard.

Spin-off Theodore 2,5k words? Enjoy this 4k+ words!

Happy reading.

💮

Banyak hal yang kupikirkan setelah bercerai dengan Mas Danish. Apa yang harus kulakukan, di mana harus tinggal, dan yang paling penting bagaimana cara menjelaskan pada Lieb.

Anak itu masih terlalu kecil untuk menerima semua ini. Gara-gara keegoisanku, Lieb harus berpisah dengan sosok ayah yang selalu dia favoritkan.

Soal hal yang kulakukan setelah bercerai, aku mencoba membuka cabang restoranku di sini. Cukup sulit membukanya di sini, karena aku harus memulai semuanya dari awal, mencari tanah, membuat izin usaha, mencari pekerja, sampai promosi. Untungnya, Kak Theo banyak membantuku dalam setiap prosesnya.

Soal tempat tinggal, aku memilih tidak pergi dari sini setelah menimbang beberapa hal. Lagi pula aku tidak punya saudara di kota lain. Lieb juga butuh Mas Danish. Ditambah, Mama dan Papa memintaku untuk tetap tinggal. Tidak ada salahnya, mungkin mereka ingin tetap bertemu Lieb dengan mudah.

Dan bagian paling sulit adalah menjelaskan semuanya pada Lieb.

"Lieb mau snack apa aja?"

Aku dan Lieb sedang berbelanja di minimarket lantai dasar apartemen.  Aku memutuskan membeli satu unit apartemen sederhana untuk kami tinggal. Apartemen ini hanya berisi dua kamar, satu ruang tamu, satu dapur dan satu kamar mandi. Kami hanya berdua, untuk apa juga yang terlalu besar.

Ini hari pertamanya tinggal bersamaku setelah aku menjalani masa iddah. Sebelumnya aku menjalani masa iddah seorang diri. Lieb tinggal di rumah Mama karena dia masih harus sekolah dan aku tidak keluar rumah selama masa iddah.

"Can I take a lot of snacks?"

"Asal makannya sesuai aturan Mami."

"Yash! Love you, Mami!" Lieb tersenyum senang lalu segera mengambil kudapan-kudapan yang dia inginkan.

Lieb berjalan setengah berlari ke arahku dengan beberapa bungkus kinder joy di tangannya. Dia menaruh semua bawaannya ke dalam keranjang yang kupegang.

Dia mengambil lagi satu bungkus kinder joy dari keranjang. "Mami..."

"Ya?"

"I kinda miss eating kinder joy with Papi."

Rasa bersalah kembali datang menghampiriku. Lieb pasti merindukan ayahnya. Ayah yang biasa memberikan kecupan dahi sebelum tidur, ayah yang selalu menggendongnya ke kamar mandi tiap kali dia masih mengantuk di pagi hari dan ayah yang selalu ada untuknya.

"Lieb maafin Mami ya? Gara-gara Mamiㅡ"

"It's okay Mami." Potong Lieb. "I'm so sorry that i mentioned him. Uncle Theo said this is the best for you both. Though, i don't understand why. Uncle juga bilang jangan sebut nama Papi, tapi Lieb malah sebut. Maaf ya Mami?"

Unwanted | Kim Doyoung ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang