19

5K 1K 267
                                    

Katanya sekarang kalo mau nge-vote harus 3 kali klik?



















Wkwk
Happy reading.





💮

What kind of relationship we have?

Aku dan Kak Theo hanya berteman. Iya, hanya teman. Bedanya, ada rasa yang dimiliki di mana rasa itu bukan rasa sayang pada teman.

Mulai sekarang, sampai kapanpun, Kak Theo will always be my friend. Seperti itu takdirnya.

"Temen."

"Nobody's here. You can tell me. I heard your conversation earlier."

"The whole conversation?"

"No, just the end. But I saw his eyes....and yours. You have that feeling for him too, don't you? "

"Kinda?"

"He's so fucxin handsome, sis. If I were you, I'd definitely divorce danish and marry him already."

Ternyata dia memang tidak mendengar keseluruhan percakapan kami.

"Aku masih cinta Mas Danish."

"So here we go again, love beats everything." Eve memutarkan bola matanya.

"Assalamu'alaikum." Mama, Papa, Kiel sampai Mas Gandi datang bersama.

"Wa'alaikumussalam." Jawabku bersamaan dengan Eve.

Mama mendekat ke arahku, mengelus dahiku lembut. "Danish belum dateng?"

"Lagi ambil perlengkapan buat aku nginep, Ma."

"Iya tadi telepon ke Mama. Ternyata belum dateng juga."

Mas Danish datang sebelum aku sampai di tahap pembukaan kelima. Selama menemaniku dia menggenggam tanganku. Doa doa selalu dia panjatkan agar persalinanku lancar.

Pembukaan kelima. Semakin sakit, waktu kontraksi pun semakin lama. Mas Danish terus mengelus perutku dan membisikkan kalimat-kalimat penenang untukku selama kontraksi.

Pembukan kesepuluh, mendekati waktunya melahirkan.

Akhirnya aku masuk ke ruangan bersalin. Jantungku berdebar sangat kencang. Membayangkan rasa sakitnya melahirkan, juga membayangkan mendengar tangisan pertama putri kecilku nanti.

Mas Danish duduk di sebelah tempat tidurku. Di terus menggenggam tanganku, tidak sedikitpun melepaskannya.

"Kalau sakit lampiaskan ke Mas aja Ra."

"Ayo, Erina Kyra wanita yang hebat. Kyra pasti bisa."

"Cakar Mas aja Ra kalau sakit."

Mas Danish mengecupi tanganku. "Kamu bisa, Kyra."

Sejak pembukaan ke-10 dimulai, aku memang banyak mengeluh kesakitan. Karena ini memang sangat sakit, bahkan aku sampai berteriak sewaktu-waktu.

KREK

Aku mencengkeram kuat tangan Mas Danish begitu dokter menggunting vaginaku.

"Lihat mata Mas, Kyra." Aku menatapnya walau tidak jelas karena aku sedang merasakan rasa yang sangat amat sakit saat ini. "Nggak sakit kok, nggak sakit. Ayo hipnotis diri kamu sendiri kalau ini nggak sakit."

Air mataku terus mengalir seiring rasa sakit yang terus menerus bertambah. Mas Danish mengusap air mataku yang terus berjatuhan. "Ayo, Kyra. Bisa." Senyuman terukir di wajahnya.

Unwanted | Kim Doyoung ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang