8

5K 873 407
                                    

Satu, dua, tiga. Waktunya vote.

Satu, dua, tiga. Waktunya baca.

Happy reading.

Jangan lupa tinggalkan comment(s).

💮


Aku sudah kembali ke rumah dua hari yang lalu. Tidak bisa berlama-lama di sana, Mama dan Papa mungkin akan mulai curiga.

Mas Danish bilang malam ini dia akan mengundang Mba Ica makan bersama di sini, dengan anaknya juga, untuk membicarakan soal pernikahan lebih lanjut.

Miris sekali hidupku. Aku bahkan tidak punya alasan untuk menolak Mas Danish untuk berpoligami. Aku ini tidak punya apa-apa dan tidak punya siapa-siapa. Apa aku harus mulai mencari pekerjaan kalau tiba-tiba aku siap menceraikan Mas Danish?

Orang untuk dimintai pendapat pun aku tak punya.

Tunggu.

Aku kan punya teman sekarang.

Tapi ini masalah pribadi, apa Kak Theo boleh tahu mengenai masalah ini? Tapi Kak Theo sendiri sudah tahu kalau hubunganku dengan Mas Danish memang sedang bermasalah.

Apa aku harus bercerita?

Jangan?

Sudahlah sudah terlanjur.

Kak Theo

Kak TheoOoOo (pake nada anak kecil ya kak bacanya)

Aku ingin mengajak Kak Theo ngopi bersama untuk curhat. Sebenarnya tidak baik juga sih berdua saja bersama seorang laki-laki yang bukan mahram, tapi kan temanku tidak ada lagi selain dia.

Tak lama aku mendapat balasan dari Kak Theo. Enak juga ya punya teman yang pengangguran.


Kak Theo

IyaAaAa (pake nada anak kecil juga ya)

Hehe
Sibuk ngga kak?

Pengangguran gapernah sibuk
Ada apa nih?

Ngopi yuk kak

Ngopi ngapa ngopi
Jan diem diem bae
Hahahah

Udah basi kak:(

Ketinggalan zaman banget ya aku haha
Yaudah yuk mau di mana?

Bentar kak aku izin Mas Danish dulu

Kadang suka lupa kamu udah bersuami

Haha

Aku menutup ruang obrolan bersama Kak Theo. Langsung menghubungi Mas Danish dengan panggilan suara.

Halo Mas?"

"Assalamualaikum."

"Wa'alaikumussalam."

"Kenapa, Ra?"

"Aku pengen keluar ya pengen ngopi."

"Sendirian?"

"Boleh nggak?"

"Boleh. Sendiㅡ"

Unwanted | Kim Doyoung ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang