17

5.1K 847 409
                                    

Penasaran, kalian nemu cerita ini dari mana sih? Boleh ceritain nggak? Soalnya di rating ini cerita masih bawah banget kan,,,,,,

Happy reading.

💮

M

as Danish

Mas

Kelasnya udah mau mulai

Mas jadi kesini nggak?

5 menit lagi Mas

3 menit lagi

Mas

Mas

Mas

Yaudah kalo nggak bisa

Kali ini ada apa lagi?

Entar aja jelasin kalau udah inget sama rumah

Seharusnya hari ini Mas Danish ikut ke parenting class bersamaku. Minggu lalu aku sudah menjalani kelas ini sendirian karena jadwalnya memang Mas Danish di rumah Mba Ica.

Sendirian.

Bayangkan saja, semua orang yang ikut di sini berpasangan sedangkan aku datang seorang diri dengan perut besar. Bahkan aku dengar dari seorang teman baruku, yang juga member di sini, aku diisukan hamil tanpa adanya suami yang bertanggung jawab. Apa-apaan itu?

Indonesia raya kita ini memang kejam.

Hari ini aku harus menutup telinga lagi karena datang sendirian. Bukannya keinginanku untuk datang sendiri. Tapi, ah sudahlah, aku cukup lelah dengan semua ini.

Kukira Mas Danish tidak akan datang sama sekali. Ternyata dia datang setelah kelas dimulai selama satu jam.

Pernah dengar tidak tentang emosi ibu hamil yang tidak stabil? Keterlambatan Mas Danish sangat membuatku kesal. Aku tidak bohong.

Beberapa kali Mas Danish mengajakku bicara tidak dihiraukan. Biar saja, biar dia tahu rasanya.

"Ra maaf ya." Bisiknya di tengah kelas. Tentu saja aku tidak menghiraukan ucapannya.

"Ra, tadi macet di jalan." Dia menjelaskan lagi.

"Tadi Mas udah mau berangkat banget. Tiba-tiba Rezvan ngambek minta dianterin beli mainan." Aku menghembuskan napas panjang mendengar ucapannya.

"Diem Mas, aku jadi nggak fokus sama kelas. Lambemu iku kudu disumpeli kaos kaki opo? Ben iso meneng."
(Mulutmu itu harus disumpelin kaos kaki apa? Biar bisa diem)

"Sepurane."
(Maaf)

Setelah itu Mas Danish diam. Dia tidak lagi membicarakan 'Hal-Hal Yang Membuat Mas Datang Terlambat'.

"Ra, duluan ya." Kak Selin, teman baruku dari sini, berpamit padaku setelah kelas selesai.

"Yuk, Ra." Suami Kak Selin ikut berpamit padaku.

"Eh bentar dulu, Kak." Tahanku.

"Kenapa, Ra?"

"Ngg, anu, raada nggak sopan sih, tapi aku kayak pernah liat suaminya Kak Selin ini, daritadi aku nginget-nginget terus, di mana ya..."

Unwanted | Kim Doyoung ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang