23

5K 941 460
                                    

Aku mulai merasa cerita ini membosankan dan ngalor-ngidul-ngetan-ngulon alurnya. Maaf ya.

Yang siders pantatnya rapet.

Astaghfirullah, bercanda-bercanda.

Yang siders pantatnya kelap-kelip.

Yang siders pantatnya kelap-kelip

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Happy reading.

💮


Setelah mobil Kak Theo menjauh, Mba Ica langsung memegang tanganku. Aku mengerti maksudnya, dia meminta pasti penjelasan tentang Kak Theo. Bagaimanapun ucapan tentang dirinya yang jatuh cinta padaku sangat menarik.

"Duduk dulu ayo Mba. Kita sama-sama kasih tau. Mba juga hutang cerita sama aku." Mba Ica langsung mengiyakan ucapanku.

Kami duduk di ruang depan. Sebelumnya Mba Ica tidak lupa mematikan televisi agar tidak ada suara yang mengganggu.

"Aku dulu atau Mba dulu yang cerita?"

"Kamu dulu aja."

"Tadi kalian ngobrol nggak?"

"Sekedar nanya aku siapa dia siapa doang. Tadi ku kaget banget loh pas dia ngomong gitu, kalian mungkin nggak ada yang nyadar tadi aku sampai melotot. Eh, baru inget juga tadi pas aku bilang aku istrinya Danish muka dia rada gimana gitu."

"Dia itu temenku, Mba."

Mba Ica mengernyit. "Temen doang tapi bilang cinta-cintaan?"

Daripada Mba, nggak cinta tapi menikah? Astaghfirullah, nggak boleh gitu Kyra. Istighfar... Istighfar... Astaghfirullah.

"Dia bisa dibilang temen pertama aku,"

"Sebentar." Belum selesai aku bicara, Mba Ica sudah memotong omonganku.

"Kenapa Mba?"

"Maaf kalau nggak sopan. Temen pertama? Selama ini kamu nggak berteman Ra? Di sekolah gitu? Atau pas kuliah?"

Aku tersenyum kecut. Masa-masa sekolahku tidak ada indah-indahnya, tidak seperti orang lain. Walaupun aku sedikit mensyukuri fakta itu juga. Karena home schooling, aku jadi terhindar dari segala sesuatu yang buruk di luar sana.

"Nggak Mba, sekolahku di rumah. Aku home schooling sejak TK. Kuliah pun aku nggak ada teman yang ngobrol sampai tau rahasia, cuma ada teman yang kalau berpapasan saling senyum. Saudara pun cuma sedikit dan tinggalnya jauh di Swiss sana. Aku tuh hampir nggak punya siapa-siapa lagi, Mba. Makanya, maaf, maaf banget kalau ini aku ngomong nyakitin hati Mba."

Unwanted | Kim Doyoung ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang