12

5.2K 892 289
                                    

Lagi. Klik tombol vote kurang dari sedetik kk. And you guys know, I like reading and replying your comments cz it makes me happier.

Happy reading.

💮

Aku dan Kak Theo berangkat sekitar jam 8 pagi karena jadwal penerbanganku jam 3 sore nanti.

Kak Theo bilang sudah mengunjungi Lawang Sewu. Karena dia sudah mengunjungi tempat untuk ide bangunannya, aku memutuskan untuk mengajak Kak Theo ke Mercusuar Pelabuhan Tanjung Emas dan Taman Srigunting yang mungkin bisa membantunya mendapat ide untuk proyeknya.

"Kita perlu pakai google maps atau kamu tunjukkin arah jalan?" Tanya Kak Theo. Dia menyewa mobil beberapa hari ini. Katanya demi penghematan biaya dibanding menggunakan taksi ataupun taksi online.

"Google maps aja."

Kak Theo terkekeh. "Nggak hafal jalan daerah sendiri kamu."

"Jarang keluar rumah aku, Kak." Aku ikut tertawa membalasnya.

"Kamu tinggal di sini sampe kapan emang?"

"Sampai sebelum nikah, Kak."

"Nikah kapan emangnya?"

"Tahun lalu."

"Sebelum nikah di sini ngapain aja gitu, kok jarang keluar rumah?"

"Ya di rumah aja, soalnya nggak punya temen." Aku tersenyum tipis. Dalam hati menertawai diriku yang terlalu introvert sampai tidak punya teman.

"Loh, kok bisa?" Dari nadanya Kak Theo benar-benar bertanya karena penasaran, bukan ejekan atau apapun.

"Ya bisa. Dari dulu aku homeschooling sampai SMA, terus pas kuliah jurusanku 85% cowok yang mana aku nggak terbiasa sama cowok, terus sisanya yang cewek yang sebagian individualis, sebagian ngambis, sisanya biasa aja tapi karena aku emang nggak pernah temenan sama orang, jadi nggak tau cara mulainya." Aku malah menjelaskan hal yang tidak penting.

"Sama sekali nggak punya gitu?" Ternyata dia masih penasaran.

"Ada sih yang baik sama aku, tapi nggak deket banget. Terus hilang kontak pas habis wisuda."

"Sempet kerja nggak kamu?"

"Dulu pernah magang doang sebentar. Habis lulus aku mau kerja, kata Papi suruh lanjutin usaha Papi aja. Jadi ya gitu, nggak kemana-mana, cuma pegawaiku doang."

"Oohh." Kak Theo mengangguk tanda mengerti. "Btw, kamu kuliah jurusan apa dulu? Kok banyak cowoknya?"

"Teknik sipil, Kak."

"Wah, cocok dong sama aku. Aku ambil arsitektur kamu teknik sipil. Saling melengkapi."

Hadah.

Kami pergi ke mercusuar lebih dahulu. Kak Theo dengan kamera mengantung di lehernya berjalan di depanku sambil memotret mercusuar dari berbagai sudut. Dia terlihat serius sekali saat sedang bekerja. Buktinya saat aku panggil, dia tidak mendengar dan terus sibuk memotret.

"Kak," panggilku sekali lagi, kali jni lebih keras.

Kak Theo menjauhkan kamera dari matanya. "Kenapa, Ra?"

"Haus nggak? Mau aku cariin minum?"

Kak Theo tidak langsung menjawab, dia memeriksa keadaan sekitar dulu. "Boleh deh, itu ada yang jualan, deket." Katanya menunjuk ke tempat yang dia maksud.

"Mau minum apa, Kak?"

"Apa aja yang seger, soalnya hati aku panas." Ujarnya sambil terkekeh.

Aku ikut tersenyum walaupun tidak mengerti. "Asem atau manis?"

Unwanted | Kim Doyoung ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang