9

4.8K 914 176
                                    

Vote itu gak susah dan gak bayar kok kak.

Happy reading.

💮

Satu tahun yang lalu di hari ini, aku dan Mas Danish mengikat hubungan kami dalam suatu hubungan yang sah. Pernikahan. Ya, tidak terasa sudah satu tahun usia pernikahan kita ini.

Aku meniup lilin di atas kue yang kubuat siang tadi.

Happy anniversary, Mas.

Mas Danish dan Mba Ica sedang berada di rumah Mama untuk meminta izin untuk menikah lagi. Apakah dia bahkan ingat kalau hari ini adalah ulangtahun pernikahan kita?

Mas, terima kasih udah menemani hari-hariku selama satu tahun belakangan.

Terima kasih udah bersikap baik sama aku padahal dalam hatimu berat untuk tinggal sama aku.

Aku udah bersyukur dengan fakta bahwa kamu terlahir di dunia ini.

Aku nggak menyalahkan pertemuan kita yang seharusnya nggak terjadi kalau nggak adanya perjodohan. Nggak, Mas. Aku justru bersyukur udah dipertemukan dengan kamu yang luar biasa.

Mas, aku berterima kasih bahwa kamu nggak nolak perjodohan kita dulu hingga aku bisa merasakan indahnya hidup bersama kamu.

Mungkin ini udah masanya kamu mendapatkan kebahagiaanmu yang aku halangi selama satu tahun belakangan.

Aku nggak punya pilihan lain. Aku harus bisa mengikhlaskan kamu bersama dia. Ini semua aku lakukan demi kebahagiaan kamu, Mas.

Aku selalu mendoakan kebahagiaan dan kesehatan untukmu, karena, itu sudah cukup untukku.

Aku juga mendoakan kesehatan untuk bayi kita, Mas.

Iya, aku hamil.

Tapi aku nggak tahu caranya memberitahu kamu soal ini.

Seseorang ngasih aku testpack, Mas. Dua buah. Dan keduanya menyatakan dua garis, aku hamil Mas.

Aku sempat mikir, apa sebenarnya kamu menginginkan anak ini juga?

Atau anak ini ada karena desakan dari Mama karena Mama ingin memiliki cucu dari kamu?

Mas, kalau Mba Ica adalah jodohmu, aku nggak bisa melakukan hal lain selain menyetujui kamu.

Mas, apapun yang udah terjadi, sampai saat inipun aku masih sama kamu, Mas. Ingat itu.

Aku tersenyum miris, merayakan hari pernikahan kami seorang diri.

Selesai memakan sepotong kue buatanku tadi aku meletakkannya dalam kulkas. Lebih baik aku bersiap tidur daripada memikirkan hal yang tidak perlu, menambah beban pikiran saja.

Sudah memejamkan mata, ponselku berdering. Ternyata Mama yang menelfonku.

"Assalamu'alaikum."

"Wa'alaikumussalam. Rara, sayang, kamu gapapa?" suara Mama terdengar sangat iba, pasti Mama merasa kasihan padaku.

"Gapapa apanya, Ma?"

"Apanya gimana? Ini Danish tiba-tiba datang ke rumah bawa perempuan katanya mau dinikahin, kamu kebayang enggak sekaget apa Mama sekarang?"

"Oh udah selesai ya Ma ngomongnya?"

"Rara, kamu jangan menutupi kesedihan kamu itu dengan pura-pura nggak tau apa-apa."

"Terus aku harus gimana, Ma?" Suaraku melemah.

Unwanted | Kim Doyoung ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang