28

8.4K 867 1.1K
                                    

You won't believe this is the last chapter haha.

Happy reading😊



💮


"Mami mami!!"

"Yang bener, kalau nelfon salam dulu, Lieb."

Aku sedang terhubung via panggilan video dengan Lieb. Di hari libur seperti ini, dia memilih untuk berdiam di rumah saja. Padahal aku ingin mengajaknya jalan-jalan.

"Hehe iya Mami. Assalamu'alaikum."

"Wa'alaikumussalam. Dengan siapa di mana?"

"Dengan Aura Liebling Shaquilla di sini, ini dengan siapa ya?"

"Tak kutuk dadi malin kundang ya, bocah iki."
(Dikutuk jadi malin kundang ya anak ini)


"Salah terus aku mah, kan Mami yang duluan." Lieb mengerucutkan bibirnya.

"Sepurane toh, Mami guyon tok."
(Ya maap, Mami bercanda doang)

"Aku yo podo, Mami."
(Aku ya sama)

"Yowes, Mami sebentar lagi ke sana nih Lieb. Kamu udah mau pulang kan?"
(Ya udah)

Begini, kujelaskan situasinya.

Aku sedang berada di luar, baru saja selesai belanja untuk kebutuhan bulanan. Sedangkan Lieb berada di rumah. Rumah Mas Danish maksudku.

Tiga tahun lalu, saat aku mengutarakan ingin pisah dengan Mas Danish, dia sempat menolaknya. Namun aku terus memberikan alasan agar dia menerima gugatanku. Itu berujung berhasil, kami resmi berpisah beberapa bulan setelahnya.

Apa aku menyesali kejadian itu? Tidak juga, hidupku sudah cukup bahagia bersama Lieb saat ini.

Soal hak asuh, aku mendapatkan hak asuh Lieb secara penuh. Tapi aku juga tidak membatasi jika Mas Danish ingin bertemu dengan Lieb.

Ada yang namanya mantan suami atau mantan istri. Tapi tidak ada yang namanya mantan ayah atau mantan anak.

Darah selalu lebih kental daripada air, bukan?

Tentang keputusan yang kami ambil, keluarga Mas Danish sangat terkejut saat itu. Eve bahkan sampai menangis, padahal wanita itu sendiri yang berkata 'If I were you, I'd definitely divorce danish' begitu aku benar-benar bercerai dengan Mas Danish, dia justru menangis sejadi-jadinya.

Kalau bertanya tentang keluargaku, sepertinya tidak perlu ditanyakan. Tidak ada reaksi berlebihan yang mereka tunjukkan.

"Not yet, Mami. Nanti kalo mau pulang Lieb kabarin."

"Tetep dijemput Mami atau dianter Papi?"

"Jemput Mami aja."

"Ya udah kalau gitu. Assalamu'alaikum."

"Wa'alaikumussalam. See you, Mami. I love you!"

Aku terkekeh mendengar ucapan Lieb.

"I love me too."

Bibir Lieb mengerucut.
"Jadi nggak love me too nih?"

"Kan tadi Mami bilang love me too,"

"Ihh love Lieb maksudnyaaa."

"I love you too Aura Liebling Shaquilla, mwaaah. Udah ya tutup beneran nih."

Unwanted | Kim Doyoung ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang