22

5.1K 887 565
                                    

Hai. Tinggalkan jejak ya biar aku tau kalo cerita ini tuh beneran dibaca, hehe.

Happy reading!

💮

Jaw-drop.

Mungkin itu adalah kata yang bisa menggambarkan keadaanku saat ini.
Otakku tiba-tiba berada dalam situasi tidak bisa berpikir. Kalau Mba memang tidak mencintai Mas Danish, lalu apa alasannya menerima lamaran Mas Danish?

"Maksudnya gimana Mba?"

Sebentar, kalo Mba Ica nggak cinta Mas Danish berarti keadaannya adalah Mas Danish lagi ada di posisi yang sama kayak aku.

I'm not wanted by him. He isn't wanted by Mba Ica.

What a plot twist.

Wow.

"Maaf Kyra."

Nggak butuh maaf, aku butuh penjelasan.

"Iya, tapi kenapa?"

"Maaf..."

"Maaf kenapa?" Mas Danishㅡentah dari manaㅡdatang menghampiri kami.

Mba Ica langsung diam. Dipikir-pikir, tidak mungkin juga Mba Ica lanjut bicara kalau Mas Danish berada bersama kami.

Makin rumit aja.

"Tadi Mba Ica duduk kesenggol perut aku." Entah kenapa malah kebohongan yang keluar dari mulutku.

"Oalah, hati-hati Kak." Mas Danish mengambil posisi duduk di sampingku. "Sakit nggak perutnya?" tanyanya sambil mengelus perutku.

"Apaan sih Mas? Gapapa kok gak keras juga."

"Kan siapa tau sakit gitu."

"Nggak kok."

"Tapi udah nggak sakit sama sekali?"

"Ya perut mah biasa aja, yang sakit bagian lain. Ini aku duduk aja harus di atas bantal, nyeri soalnya."

"Emangnya sakit banget?"

"Ini aku kalo lagi haid pasti udah mengamuk denger pertanyaan kamu Mas. Iyalah sakit banget. Tanya aja sama Mba Ica kalo nggak percaya."

"Eh?" Mba Ica yang sedari tadi diam sepertinya kaget tiba-tiba dibawa dalam pembicaraan kami.

"Iya Kak?"

"Hah? Oh, iya sakit lah. Makannya harus dijagain terus, kalau bisa mah Kyra jangan sendirian aja di rumah, ada yang jagain harusnya. Tinggal di sinㅡ"

"Kakak aja temenin Kyra di rumah." Mas Danish memotong pembicaraan Mba Ica.

Di rumah? Maksudnya disuruh tinggal serumah gitu?

"Hah?" Rupanya Mba Ica tidak kalah kagetnya.

"Iya, Kak Ica tinggal di rumah aja. Biar sekalian Kyra ada yang jagain. Aku juga jadi nggak perlu bolak-balik. Ya Ra? Biar kamu ada yang nemenin juga."

Permintaan aku sejak dulu kan nggak serumah. Gimana sih Mas Danish ini.

Ingin sekali kutolak sebenarnya, tapi membantah omongan suami itu tidak boleh. Bagaimana cara menolak dengan halusnya ya?

"Ngg, anu Mas. Apa sih, apa ya?"

"Ayolah Ra, biar sama-sama enak juga."

Sama-sama enak apanya? Enak di kamu doang.

"Aku disuruh nemenin dan bantuin Kyra nggak masalah Dan. Gimana Kyranya aja." Sepertinya Mba Ica ini memang satu tipe denganku yang tidak bisa membantah ucapan suami.

Unwanted | Kim Doyoung ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang