Selalu ada cara Allah mempertemukan dua orang dalam satu ikatan.
Kamu dan aku bersatu karena doaku, atau kamu dan dia bersatu karena doamu. Semua kembali kepada kehendak Allah.
—Muhammad Atala Ar-Rahman.
*****
"Hust.. Sudah.. Hijrah itu bukan mudah. Merubah apa yang kita suka menjadi yang Allah suka dan mempertahankan. Sesekali jika lelah tetaplah berjalan meski pelan-pelan. Jika dihina memang begitu jalannya cukup senyum saja mungkin Allah sedang mengangkat derajatmu. Tetaplah berbuat baik karena itu untuk dirimu sendiri."
وَاِ نْ كَذَّبُوْكَ فَقُلْ لِّيْ عَمَلِيْ وَلَـكُمْ عَمَلُكُمْ ۚ اَنْـتُمْ بَرِيْۤـئُوْنَ مِمَّاۤ اَعْمَلُ وَاَ نَاۡ بَرِيْٓءٌ مِّمَّا تَعْمَلُوْنَ
"Dan jika mereka (tetap) mendustakanmu (Muhammad) maka katakanlah, Bagiku pekerjaanku dan bagimu pekerjaanmu. Kamu tidak bertanggung jawab terhadap apa yang aku kerjakan dan aku pun tidak bertanggung jawab terhadap apa yang kamu kerjakan."
(QS. Yunus 10: Ayat 41)." Lani meredakan tangis anaknya sembari mengelus punggung anaknya."Ica nyesel Bun, Hiks.. Hiks.. Ica udah bikin diri Ica menjauh dari Allah." Syifa disela tangisannya.
Lani hanya bisa mendekap tubuh anak gadisnya. Gadis yang selalu tampak kecil dimatanya. Ia selalu menganggap anaknya seorang yang harus dilindungi. Anak yang patut untuk dibahagiakan karena mempunyai anak yang Hafidzah.
*****
Mampir dicermin besar dekat kamarku. Menyapa diriku yang ada dipantulan cermin itu. Hadirku disini bukan untuk mempercantik diri atau sekedar membenarkan tatanan hijabku yang sedikit tak rapi. Hadirku disini hanya untuk melihat lengkungan dibibir, senyum macam apa yang pantas aku perlihatkan pada dunia kala aku sedang tidak baik-baik saja. Bukan apa-apa, hanya saja aku malu dengan Sang Pencipta yang menghadirkan banyak suka tetapi aku hanya terfokus pada satu luka.
"Sudah siap?" tanya Ayah.
"Siap!"
Mobil berwarna putih silver membelah jalanan menuju Universitas Negeri di Ibu kota.
Sesekali aku melirik Ayah yang sedang fokus menyetir mobil. Dengan kacamata yang terpasang dihidungnya.Entah sendiri ataupun telah ada yang memiliki aku tetaplah gadis kecil yang ingin diperlakukan sebagai anak kecil, dimanja, diberikan kasih sayang yang luar biasa bahkan selalu dibuat bahagia. Batin Syifa
*****
Sembari tersenyum tipis melihat juna. Setelah Syifa turun dari mobil Juna Zafran, Ia mengeratkan tas punggungnya, melangkah menuju kelasnnya. Sesampainya ada kelas ia menatap bangku sebelah kanannya itu adalah bangku Hana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Senja Assyifa [COMPLETED]
Spiritual"Boleh minta alamat rumahmu?" "Untuk apa?" ketus Syifa. "Ketemu Ayah kamu," "Ada urusan dengan Ayahku?" tanya Syifa. "Iya." jawab Lelaki itu. "Urusan apa?" "Untuk melamar kamu." Deg! Shofia Assyifa Zafran. Gadis yang suka membully salah satu siswi...