-46- Baikan?

25.1K 2.6K 47
                                    

Kalau nantinya aku berbuat salah langsung ingetin ya, jangan diem dan tiba-tiba ninggalin aku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kalau nantinya aku berbuat salah langsung ingetin ya, jangan diem dan tiba-tiba ninggalin aku.
—Muhammad Atala Ar-rahman.

*****

"Emang kamu habis ngapain sama Atala?" tanya Bunda balik.

Aku menggeleng ragu. "Eh—nggak ngapa-ngapain lah Bun,"

"Makan dulu Ca, Bunda suapin ayo. Bubur ayam kesukaanmu."

Setiap sakit darah rendahku kambuh selalu makanan fav yaitu bubur ayam depan perumahan Bunda. "Udah, Bun." cegahku. Ketika sudah merasa enek dengan bubur yang dibawakan oleh Bunda.

"Baru aja makan 5 suapan, masa udahan?" tanya Bunda.

"Iya, Bun, nanti Ica mual."

"Mual? Wahh jangan-jangan..."

Aku memutar bola mata malas "Jangan ngada-ngada deh, Bun."

"Ahahaha, eh udah jam setengah 9 aja, udah tidur sana kamu.."

"Iya ica tidur dulu ya, Bun." aku menarik selimut sampai menutupi dadaku.

*****

Juna dan Atala masuk kedalam ruangan. "Assalamualaikum,"

"Waalaikumussalam, ayo, Yah, pulang jam jenguknya udah habis loh!"

Juna mengangguk lalu berpamitan pada Atala. "Oh iya yaudah, Ta, Ayah sama Bunda pulang dulu ya besok pagi kesini kok,"

"Iya Ayah, Bunda terimakasih ya."

"Iya sama-sama, Syifa baru aja tidur kok, Nak, dia udah makan bubur juga jadi kamu langsung ikut tidur aja ya."

Atala mengangguk lalu Lani dan Juna beranjak pergi meninggalkan dirinya dan juga Syifa. Ia menghela nafas panjang, menghampiri ranjang istrinya yang sedang tidur dengan hijab sedikit berantakan.

Atala merapikan hijabnya, memasukkan helai rambut Syifa yang keluar dan dikecup kehing Syifa. "Maafin Abang ya.. Ini juga demi kebaikan kamu, Zaujati. Mimpi indah, Sayang."

Setelah itu ia menuju sofa dipojok ruangan dan merebahkan badannya. Sangat lelah.

Syifa sebenarnya belum sepenuhnya tidur, ia membuka mata. Sedikit sakit hatinya hingga ia meneteskan airmata. Melihat Atala tidur dengan posisi kaki tertekuk dan tidak memakai selimut membuat Syifa berdiri mengambil kain polos panjang yang diberi Bundanya untuk alas ia tidur.

Syifa berdiri pelan-pelan mengeser infusnya. Dan melebarkan kain itu sampai menutupi tubuh Atala. Dengan penuh hati-hati ia kembali ke ranjangnya. Keadaannya memang sudah stabil kata dokter juga besok Ia akan pulang. Infusnya bukan tambahan darah lagi namun cairan putih untuk pemulihan.

Terlalu banyak gerak sampai membuat darah Syifa naik ke infusnya dan cairan putih itu sedikit tercampur darahnya. "Ish." Syifa meringis menahan sakit di tangannya.

Senja Assyifa [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang